news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Upah Minimum untuk Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja

Maryo Valentino Sihotang
Mahasiswa FEB USU
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2021 18:05 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maryo Valentino Sihotang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://cdn.pixabay.com/photo/2018/03/26/02/08/woman-3261425__480.jpg
zoom-in-whitePerbesar
https://cdn.pixabay.com/photo/2018/03/26/02/08/woman-3261425__480.jpg
ADVERTISEMENT
Setiap orang tentu saja menginginkan upah yang tinggi dari setiap pekerjaan yang mereka lakukan ataupun dari tempat di mana mereka bekerja dan memperoleh upah tersebut. Upah Juga sangat berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan setiap orang yang bekerja, karena dengan upah lah mereka dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan upah yang tinggi, tingkat kesejahteraan pun dapat meningkat dan lebih baik. Begitu pula sebaliknya jika upah yang diterima rendah, maka tingkat kesejahteraan dapat menjadi rendah bahkan memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena hal tersebut, diperlukannya standar yang mengatur tingkat upah di setiap negara, provinsi, kota/ kabupaten, bahkan desa. Pemerintah juga telah melakukan banyak peraturan-peraturan yang mengatur tentang standar upah. Dengan mengatur dan menetapkan aturan-aturan tentang upah tersebut, pasti akan berdampak baik bagi kesejahteraan setiap masyarakat. Namun, apakah standar upah yang ditetapkan oleh pemerintah pada saat ini sudah cukup untuk menjamin kesejahteraan setiap orang yang bekerja?
Manfaat potensial akan didapat dari meningkatkan upah minimum yang lebih tinggi bagi pekerja yang terkena dampak, beberapa di antaranya adalah keluarga miskin atau berpenghasilan rendah. Namun, Kelemahan potensial yang terjadi adalah bahwa upah minimum yang lebih tinggi dapat mengakibatkan perusahaan tidak ingin mempekerjakan pekerja berupah rendah dan berketerampilan rendah yang dimaksudkan untuk membantu upah minimum. Jika upah minimum mengecilkan tingkat pekerjaan pekerja berketerampilan rendah, maka upah minimum bukanlah ketentuan yang dapat digunakan untuk membantu keluarga miskin dan berpenghasilan rendah, tetapi sebaliknya meningkatkan pertukaran manfaat bagi sebagian orang dibandingkan dengan biaya antar pekerja. Bukti menunjukkan bahwa upah minimum mengurangi pekerjaan yang tersedia untuk pekerja berketerampilan rendah.
ADVERTISEMENT
Upah minimum tertinggi menjadi standar di banyak negara. Meskipun kebijakan upah minimum dimaksudkan untuk memastikan standar hidup minimum, konsekuensi yang tidak diinginkan merusak efektivitasnya. Banyak bukti menunjukkan bahwa peningkatan peningkatan gaji dalam upah minimum seimbang hanya bagi sebagian pekerja, dan dengan lebih sedikit pekerjaan. Selain itu, bukti dampak distribusi (meskipun terbatas) tidak menunjukkan hasil yang menguntungkan dari kenaikan upah minimum, meskipun beberapa kelompok dapat memperoleh manfaat. Mekanisme lain, seperti kredit pajak penghasilan yang diperoleh, tampaknya lebih efektif dalam membantu keluarga berpenghasilan rendah.
Secara teori, perusahaan membayarkan upah para pekerja dengan mempertimbangkan dan menilai produktivitas para pekerja yang bekerja di dalam perusahaan tersebut. Otomatis para pekerja yang memiliki produktivitas yang tinggi akan mendapatkan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang memiliki tingkat produktivitas lebih rendah. Namun kenyataannya, pengupahan di dalam sebuah perusahaan lebih diukur dari jabatan pekerja dalam perusahaan tersebut. Belum tentu pekerja yang memiliki lebih banyak tugas akan mendapatkan upah yang lebih. Misalnya seperti seorang yang bertugas langsung di lapangan, belum tentu dia akan mendapatkan upah yang lebih besar daripada orang yang bertugas sebagai pengawas yang kerjanya hanya melihat dan mengawasi pekerja maupun produksi di perusahaan. Akibatnya sering terjadi diskriminasi pekerja di dalam perusahaan yang menyebabkan para pekerja merasakan ketidakadilan dalam sistem pemberian upah yang diberikan oleh perusahaan. Memanglah sangat penting adanya peraturan yang menyangkut tentang upah agar hal tersebut bisa diminimalisir dan dapat menghilangkan diskriminasi terhadap para pekerja.
ADVERTISEMENT
Disinilah terlihat manfaat diberlakukannya aturan tentang standar upah minimum, agar perusahaan tidak semena-mena dalam memberikan upah kepada karyawannya. Upah harus disebandingkan dengan produktivitas dan juga tingkat risiko dalam pekerjaan. Tetapi di samping itu, perusahaan juga harus memiliki standar penerimaan karyawan agar tenaga kerja berkompeten dalam menjalankan pekerjaannya dalam perusahaan tersebut.
Upah minimum sendiri telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah, seperti pada Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, Perpres No. 78 tahun 2015 tentang Upah, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang kebutuhan akan taraf hidup yang layak, No. 21 Tahun 2016, Omnibus Law, UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dll
Maka, dengan adanya penetapan upah minimum, semaksimal mungkin akan meningkatkan kesejahteraan bagi para pekerja. Begitu Pula dengan para pekerja yang juga harus memiliki produktivitas memadai untuk dapat bekerja dan mendapatkan upah sesuai dengan standar upah minimum. Dengan demikian tingkat kesejahteraan para pekerja dapat lebih dimaksimalkan. Oleh karena itu pemerintah juga harus selalu mengupayakan aturan yang tepat tentang upah minimum agar setiap pekerja memiliki kepastian hukum yang dapat menjamin penerimaan upah, untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan bagi para pekerja.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Soegiarto K, Eddy., dan Sunarto. 2018. Pengantar Teori Ekonomi. Banten: Indocamp
Fitri. 2019. Pemanfaatan Upah Minimum Demi Terciptanya Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: In Insight Talenta
Neumark, David. 2019. Employment effects of minimum wages. Germany: IZA
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Sekretariat Jenderal DPR RI, Jakarta :2010