Transformasi Digital Dongkrak Kinerja Industri Manufaktur di China

Di era ekonomi digital yang berkembang pesat saat ini, transformasi digital bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah keharusan strategis yang secara langsung memengaruhi kinerja perusahaan. Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Xianli Kong (Center for Econometrics Analysis and Forecast & School of Economics, Dongbei University of Finance and Economics, Dalian, China), Lingfeng Chen (School of Economics, Dongbei University of Finance and Economics, Dalian, China), bersama dengan Wenchao Wang dan Yang Liu (School of International Trade and Economics, University of International Business and Economics, Beijing, China), dan diterbitkan dalam China Accounting and Finance Review tahun 2025, meneliti bagaimana transformasi digital membentuk kinerja operasional perusahaan manufaktur di China.

Pabrik modern memanfaatkan robot dan data digital untuk efisiensi - Dibuat oleh Gemini AI

Studi Berskala Nasional

Penelitian ini menganalisis 2.346 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Saham Shanghai dan Shenzhen selama periode 2011–2021, menghasilkan 19.733 observasi data. Dengan cakupan yang luas, studi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana transformasi digital memengaruhi daya saing dan kinerja operasional perusahaan.

Untuk mengukur tingkat digitalisasi, peneliti menggunakan Corporate Digital Transformation Index yang dikembangkan oleh tim akademisi dan database resmi di China. Data ini tidak hanya bersumber dari laporan keuangan, tetapi juga mencakup analisis mendalam melalui:

Langkah ini memastikan penelitian tidak sekadar berbasis narasi, melainkan pada data kuantitatif yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Temuan Kunci: Lima Jalur Keberhasilan

Hasil studi menunjukkan bahwa transformasi digital berkontribusi besar terhadap peningkatan kinerja perusahaan manufaktur melalui lima jalur utama:

Tidak Ada Hasil Instan

Namun, penelitian ini juga menyoroti bahwa efek digitalisasi tidak langsung terasa positif. Pada fase awal, banyak perusahaan justru mengalami tekanan biaya tinggi dan adaptasi yang sulit. Akan tetapi, seiring waktu, dampaknya berbalik positif dan menghasilkan dividen digital yakni peningkatan kinerja yang berkelanjutan.

Faktor Eksternal yang Berperan

Menariknya, keberhasilan transformasi digital ternyata tidak hanya bergantung pada strategi internal perusahaan. Faktor eksternal seperti infrastruktur digital yang kuat, dukungan sistem keuangan, dan tingkat persaingan industri menjadi penentu penting. Semakin baik kondisi lingkungan eksternal, semakin besar pula manfaat digitalisasi yang dirasakan perusahaan.

Pelajaran untuk Dunia Usaha

Pesan utama dari studi ini jelas: transformasi digital adalah investasi jangka panjang. Perusahaan tidak boleh berharap hasil instan, tetapi harus konsisten, sabar, dan siap beradaptasi. Dukungan ekosistem baik pemerintah, lembaga keuangan, maupun industri pendukung juga sangat krusial agar manfaat digitalisasi dapat dirasakan secara maksimal.

Bagi negara lain, termasuk Indonesia yang tengah mendorong pertumbuhan ekonomi digital, temuan ini bisa menjadi inspirasi. Transformasi digital bukan pilihan, melainkan kebutuhan. Yang membedakan hanya satu hal: siapa yang berani berinvestasi lebih dulu akan berada selangkah lebih depan dalam memenangkan persaingan global.