Misi yang Terabaikan

Muhammad Fathi Abrar
Mahasiswa Semester 4 Pendidikan Bahasa Arab STIBA ARRAAYAH Sukabumi
Konten dari Pengguna
27 Maret 2021 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fathi Abrar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Muslim di Mali Foto: AFP
Allah SWT telah menciptakan alam semesta yang luas beserta sederet kemegahannya bukanlah tanpa tujuan. Milyaran bintang-bintang yang jauh nan indah tidaklah semata-mata diposisikan sebagai permata angkasa. Jauh dari itu semua terselip rahasia-rahasia yang membuktikan keagungan-Nya yang akan terus dikaji dan ditelusuri umat manusia. Tak sedikit kita dapati individu-individu yang mendapat hidayah dan anugerah-Nya melalui tafakkur serta ijtihad mereka dalam memahami dan menyibak rahasia indah ciptaan Allah.
ADVERTISEMENT
Umat manusia telah diberi tanggung jawab yang luar biasa besar dalam memainkan peran penting di atas panggung semesta raya, tidak lain sebagai khalifah untuk memakmurkan daratan dan lautan yang telah Allah SWT titipkan kepadanya. Tantangan besar untuk ciptaan terbaik-Nya dalam mengelola dan mengatur ekosistem besar beserta segala kandungannya. Allah titipkan kepada mereka akal pikiran yang menjadi warna pembeda terbesar antara manusia dengan organisme lainnya. Dengan akal tersebut manusia ditantang untuk memahami rahasia langit, menyelami gelapnya lautan, serta mempertahankan kehidupan di daratan. Sehingga mereka sadar dan dan tunduk kepada Tuhan pencipta jagat raya. Bukan tanpa pencapaian, bulan telah kita pijak, awan telah kita sapa, pasak-pasak bumi telah kita daki, gurun-gurun telah kita seberangi, samudera telah kita arungi, palung Mariana telah kita selami, ilmu pengetahuan berkembang pesat tanpa batas, menjadikan kita semua bangsa yang bermartabat, itu semua merupakan karunia Yang Maha Kuasa.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi tidak berarti seluruh pribadi manusia sadar akan posisi dan perannya di muka bumi, pembangkangan dan pengkhianatan segera terjadi tak lama setelah planet biru ini menerima tapak kaki manusia. Berbagai tindakan merusak terus-menerus bergilir menyiksa tanah hijau ini. Persamaan bentuk fisik sama sekali tak bisa dijadikan tolak ukur harmonisnya kehidupan makhluk hidup, yang dalam hal tersebut umat manusia merupakan contoh nyata yang tak dapat dibantah oleh argumen apa pun.
Peradaban sudah terlalu lama terbentang, sejarah sudah terlalu panjang terukir, keduanya hanya bisa diam membisu melihat ulah manusia merusak pijakan mereka sendiri. Darah sangat mudah ditumpahkan, hak dan kewajiban terlalu enteng diabaikan. Meskipun demikian Sang Maha Pemurah selalu mengutus rasul-rasul para utusan untuk membimbing ummat atas perintah-Nya, serta senantiasa membuka pintu rahmat dan ampunan. Allah SWT telah memberikan kita tanda-tanda tak terbatas yang menunjukkan kuasa-Nya, berbagai kisah dan sejarah telah disampaikan secara jelas sebagai bahan renungan kalbu, rahmat-Nya tak terukur, kasih sayang-Nya tak terhingga, maka sungguh rugi orang-orang yang congkak mendustakannya, mengingkari kekuasaan-Nya padahal mereka tercipta dari tanah dan akan kembali ke tanah.
ADVERTISEMENT
Seruan-seruan azan masih berkumandang, matahari masih menyambut pagi dari timur, nyawa masih dikandung raga, semuanya masih belum terlambat, pintu hidayah masih terbuka lebar bagimu saudaraku. Kita hidup hanya sementara, jadikan hidup kita mengandung makna yang indah bagi alam semesta dengan menjadi pribadi yang tahu akan perannya dalam memainkan drama ini. Wa billahittaufiq wal hidayah.