Panduan Anti Culture Shock Pendatang Baru Bandung

99.co Indonesia
The biggest property portals and fast-growing start up in Indonesia. Our mission is to help 600 Million People in SEA to find their Ideal home.
Konten dari Pengguna
3 Mei 2019 8:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 99.co Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: AyoBandung
zoom-in-whitePerbesar
sumber: AyoBandung
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bandung si Kota Kembang memang tidak henti-hentinya menerima pendatang baru. Tidak heran, memang ada sejuta alasan untuk orang datang ke tempat yang terkenal dengan udara sejuknya ini.
ADVERTISEMENT
Kontrakan di Bandung jadi laris manis karena para pendatang ini mencari rumah sementara yang bisa sejenak menggantikan hangat rumahnya di kampung halaman. Mulai dari mahasiswa perantauan, hingga orang-orang yang tengah mengadu nasib demi sebongkah berlian. Apakah kamu termasuk salah satunya?
Jika iya, kamu harus sempatkan untuk baca beberapa panduan ini supaya tidak terkena yang namanya culture shock. Culture shock atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan gegar budaya, adalah istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial dan budaya yang berbeda.
Jadi, pastikan kamu mengerti atau setidaknya familiar dengan kondisi lingkungan Bandung yang baru buatmu ini. Apa saja, ya, kira-kira yang membuat Bandung berbeda dari kampung halaman?
ADVERTISEMENT

Umpatan "anjir" yang mendarah daging di tongkrongan

sumber: Pixabay
Entah bisa dikategorikan sebagai hal positif atau hal negatif, anak muda Bandung sangat akrab dengan kata umpatan "anjir". Kata umpatan ini seakan selalu harus hadir di setiap percakapan. Tentu saja, percakapan ini melibatkan dua orang atau lebih yang memang sudah dekat.
Jadi, sebenarnya kata umpatan yang digunakan tidak berarti umpatan. Kata umpatan yang digunakan anak muda Bandung ini lebih merujuk ke gaya bahasa. Karena digunakan di berbagai macam situasi dan tergantung juga dengan intonasi yang digunakan.
Contohnya, kamu bisa menggunakan kata "anjir" disaat kamu kaget, senang, kesal, bahkan ketika kamu terharu. Satu kata itu dapat mewakili berbagai jenis emosi tergantung bagaimana kamu mengucapkannya.
ADVERTISEMENT
Jadi, kamu tidak perlu kaget jika sering kali mendengar kata ini diucapkan di tongkrongan. Itu berarti, tongkronganmu itu sudah solid, lho! Karena gaya bahasa seperti ini hanya bisa ditemukan di lingkarang yang memang sudah klop.
Sama seperti bahasa Sunda kasar lainnya, yaitu "Aing" yang berarti "Aku" dan "Sia" yang berarti "Kamu". Ini biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari diantara orang-orang yang dekat dan sepantar umurnya.
Ingat, jangan pernah menggunakan gaya bahasa ini pada orang yang lebih tua atau orang yang tidak kita kenal dengan dekat, ya! Itu sangatlah tidak sopan dan bisa-bisa memancing pertikaian!

Punten atau permisi pada orang yang lebih tua

sumber: Pixabay
Nah, meskipun anak muda Bandung sangat terbiasa dengan kata umpatan ketika sedang di tongkorongan, mereka tetap menjaga sopan santun ketika bertemu orang yang lebih tua, atau setidaknya orang asing yang mereka tidak kenal dekat.
ADVERTISEMENT
Kamu akan sering sekali mendengar "punten" dan "mangga" selama kamu tinggal di Bandung. Artinya sederhana, "punten" berarti "permisi", sedangkan "mangga" berarti "silakan".
Namun, yang menjadi tidak biasa adalah penggunaannya yang terbilang sering. Tidak seperti di kota-kota besar yang sering kali acuh tak acuh dengan orang-orang di sekitar, orang Bandung terbiasa permisi dengan orang-orang di sekitarnya, apalagi jika berhadapan dengan orang yang lebih tua.
Misalnya, ketika kamu berjalan melewati petugas kebersihan yang sedang menyapu. Lumrahnya, kamu harus mengucapkan "punten", dan petugas kebersihannya itupun akan membalasnya dengan "mangga".
Begitu pula jika seseorang mengucapkan "punten" padamu, kamu juga harus menjawabnya dengan "mangga". Kalau tidak, kamu bisa-bisa dicap angkuh dan tidak tahu sopan santun.
ADVERTISEMENT

Someah atau ramah pada orang asing sekalipun

sumber: iStock
Orang Bandung terkenal dengan keramahannya. Jadi, kamu tidak perlu heran jika seseorang yang tidak kamu kenal tiba-tiba mengajakmu mengobrol, ketika di dalam angkutan umum atau di antrian supermarket, misalnya.
Someah artinya adalah ramah tamah dan selalu menebar sapaan dan senyuman. Kamu juga akan sering kali mendapat pertanyaan "bade kamana?" atau "mau kemana?" dari orang-orang yang bertemu denganmu di jalan.
Jika kamu berasal dari luar Bandung, kemungkinan besar kamu akan kesal dengan pertanyaan seperti ini karena kamu akan mengganggapnya sebagai basa basi yang tidak berguna. Nyatanya, memang sifat alamiah orang Bandung suka beramah tamah, lho!
Kamu tidak boleh berburuk sangka, ya, haha. Tapi, jangan sampai juga hal ini membuatmu tidak hati-hati dan gampang percaya pada orang tak dikenal yang kamu temui di jalan. Ramah? Harus. Bodoh? Jangan!
ADVERTISEMENT
Nah, itu dia panduan untuk kamu pendatang baru kota Bandung. Intinya, orang-orang Bandung ini bisa jadi sangat selow, tapi bukan berarti melupakan sopan santun dan tata krama, ya.
Selamat datang di Bandung!