2 Asumsi Makro di APBN 2018 yang Meleset Paling Jauh

16 April 2018 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan memaparkan realisasi APBN 2018 hingga posisi bulan Maret. Dalam catatan Kemenkeu, ada dua realisasi asumsi makroekonomi dalam APBN 2018 yang meleset paling jauh dari target.
ADVERTISEMENT
Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 31 Maret 2018 mencapai Rp 13.573, lebih tinggi dari asumsi sebesar Rp 13.400. Selain itu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai USD 63/barel. Sementara di asumsi ICP sebesar USD 48/barel.
"Untuk asumsi makroekonomi posisi hingga akhir Maret nilai tukar rupiah mencapai Rp 13.573 per dolar AS. Ini memang lebih tinggi dari asumsi sebesar Rp 13.400," ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4).
Adapun laju inflasi hingga akhir Maret 2018 mencapai 3,4% (yoy). Ini masih di bawah target yang sebesar 3,5% (yoy).
Selain itu, lifting minyak mencapai 715 ribu barel/hari, lebih rendah dari asumsi yang sebesar 800 ribu barel/hari. Sedangkan untuk lifting gas mencapai 1,13 juta barel setara minyak per hari, sementara asumsinya sebesar 1,2 juta barel setara minyak per hari.
ADVERTISEMENT