30 Taksi Listrik Blue Bird Siap Beroperasi, Bagaimana Isi Baterainya?

22 April 2019 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BYD e6 jadi armada taksi listrik Bluebird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
BYD e6 jadi armada taksi listrik Bluebird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Sebanyak 30 taksi listrik terlihat berjejer di kantor pusat PT Blue Bird Tbk, di Jakarta. Semua kendaraan ini siap beroperasi di jalanan Jakarta dengan menggunakan energi listrik, bukan lagi pakai BBM seperti taksi Blue Bird konvensional.
ADVERTISEMENT
Taksi listrik ini menjadi yang pertama beroperasi di Indonesia. Blue Bird membelinya dari dua produsen terkemuka di dunia, yakni BYD di China dan Tesla di Amerika Serikat. Perusahaan menargetkan taksi listrik sudah bisa dinaiki penumpang per Mei 2019.
Lalu, bagaimana isi baterainya?
Direktur Blue Bird, Adrianto Djokosoetono, mengatakan perusahaan tak hanya membeli unit mobil listrik saja, namun juga membangun infrastruktur pengisian dayanya yang dinamakan Stasiun Penyediaan Listrik (SPL).
Namun, berbeda dengan SPBU, SPL ini dibangun bukan di tempat umum, melainkan di pool atau kantor pusat perusahaan yang terletak di Mampang, Jakarta Selatan. Bentuk charger-nya sendiri jauh lebih ramping dibandingkan nozzle di SPBU. Warna SPL yang dipasang berwarna biru, jumlahnya ada 11 stasiun.
ADVERTISEMENT
"Jadi nanti mobilnya charge di sini," kata dia di kantornya usai peluncuran, Senin (22/4).
Nantinya, sebelumnya berangkat mencari penumpang, seluruh mobil taksi listrik milik Blue Bird ini akan terlebih dahulu mengisi baterainya di pool. Jika baterai sudah mau habis, mobil harus kembali ke pool untuk diisi ulang.
Pengisian baterainya sendiri untuk bisa 100 persen membutuhkan waktu 1,5 jam hingga 2 jam. Adapun jarak yang bisa ditempuh untuk baterai yang terisi penuh bisa mencapai sekitar 340-400 kilometer.
"Berdasarkan manufactures data, keduanya (Blue Bird dan Silver) 340-400 km, tergantung kapasitas listriknya saat jalan. Kalau diam saja kan paling AC saja dan elektrik komputer, enggak banyak habiskan listrik," lanjut dia.
Tesla jadi armada taksi listrik Silverbird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Sementara itu, salah seorang sopir taksi listrik yang mengantar kumparan dari pool menuju daerah Kuningan, Jakarta selatan, mengatakan jika baterai di mobilnya tersisa 45 persen. Itu artinya mobil diminta balik ke kantor untuk diisi ulang. Hal ini dilakukan agar mesin tidak mati di jalan.
ADVERTISEMENT
Dalam peluncuran ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya bakal meminta ada SPLU yang dibangun di tempat-tempat umum. Dengan begitu, mobil listrik termasuk taksi Blue Bird bisa mengisinya tanpa harus kembali ke pool.
"Kami dari Kemenhub enggak akan mudah bikin SPLU. Lalu, kami ada bandara, ada terminal, kami akan endorse untuk buat itu SPLU. Lalu misalnya, di bandara dan Pulo Gebang bisa segera," kata Budi.
Dalam proyek permulaan ini, Blue Bird merogoh kocek hingga Rp 40 miliar untuk membeli 30 taksi listrik dan membangun SPL, termasuk biaya tambah daya listrik yang dipasok dari PLN. Perusahaan menargetkan hingga 2020 bisa membeli mobil listrik hingga 200 unit.