40 Persen Surat Utang Negara Indonesia Dikuasai Asing

31 Agustus 2018 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro. (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekitar 40 persen Surat Utang Negara (SUN) Indonesia saat ini dimiliki investor asing. Meski investor lokal masih mayoritas, tapi kondisi ini berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, kepemilikan 40 persen SUN oleh orang asing memiliki dampak yang signifikan ke kondisi rupiah. Jika para investor asing ini mereka membawa lari uangnya ke negara lain, rupiah terguncang.
“Nah kalau kita 40 persen SUN berharga dimiliki oleh asing. Ada investor asing yang bertahan lama, jangka panjang. Ada juga yang jangka pendek (yang membuat) gejolak ke rupiah,” kata dia saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (31/8).
Bambang membandingkan dengan kondisi negara Jepang yang kepemilikan SUN-nya atas investor asing hanya 9 persen. Dengan kondisi ini, negeri sakura cenderung aman terhadap kondisi ekonomi global yang sedang tidak stabil.
Berdasarkan pengamatan Bambang saat dirinya masih di Kementerian Keuangan dan berkunjung ke Jepang, di sana para ibu rumah tangga hingga pelajar banyak yang sudah berinvestasi, termasuk membeli SUN Jepang.
ADVERTISEMENT
“Artinya kalau ada gejolak dunia, mereka tenang saja. Nasionalisme mereka selain terhadap produk mereka sendiri, juga tinggi ke terhadap surat utang negara,” lanjutnya.
Ilustrasi investasi. (Foto: Stevepb via Pixabay (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi. (Foto: Stevepb via Pixabay (CC0 Public Domain))
Dia berharap masyarakat Indonesia juga begitu, salah satunya dengan investasi syariah yang memiliki potensi untuk tumbuh. Bambang berharap ke depannya akan lebih banyak produk-produk syariah yang bisa menjadi pilihan masyarakat.
Tapi, dia juga meminta agar BEI lebih kreatif lagi melakukan promosi-promosi ke masyarakat umum untuk berinvestasi, termasuk meningkatkan literasi ekonomi syariah.
“Ini jadi PR kita semua. Tapi juga saya tahu kalau IDX (BEI) selalu lakukan promosi. Awalnya menjaring saham. Padahal ini investasi lebih dari saham. Menurut saya semakin gencar promosi investasi termasuk investasi syariah, paling enggak masyarakat sadar dibanding hanya sekadar taruh deposito di bank,” tutupnya.
ADVERTISEMENT