news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

422 Rumah di Pelosok Sulsel Nikmati Listrik dari PLTS

11 Februari 2018 10:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen EBTKE Rida Mulyana resmikan PLTS di Takalar (Foto: Dok. Kementerian ESDM)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen EBTKE Rida Mulyana resmikan PLTS di Takalar (Foto: Dok. Kementerian ESDM)
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat dengan kapasitas 100 kilowatt peak (kWp) di Desa Balang Datu, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Jumat (9/2).
ADVERTISEMENT
PLTS ini mampu menerangi 422 rumah dan 8 fasilitas umum. Pembangunan PLTS di wilayah remote area, pulau-pulau kecil serta daerah perbatasan merupakan salah satu program yang tengah dijalankan pemerintah sebagai upaya meningkatkan akses energi kepada masyarakat. Pembangkit listrik di daerah-daerah seperti ini memanfaatkan potensi energi setempat.
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menjelaskan bahwa Desa Balang Datu masuk dalam kategori desa yang terisolir. Di Indonesia, terdapat lebih dari 2.500 desa yang hampir serupa dengan Balang Datu ini.
"Masih ada saudara-saudara kita melihat bohlam lampu saja belum pernah apalagi merasakan terangnya listrik. Tanpa listrik pertumbuhan akan lambat," ungkap Rida dalam keterangan tertulis, Minggu (11/2).
PLN yang bertugas untuk melistriki memiliki kemampuan yang terbatas karena luasnya wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote. Masyarakat yang hidup dalam gelap gulita pada malam hari saat ini jumlahnya lebih dari 10 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat tidak boleh lagi dibiarkan (gelap gulita) seperti itu. Maka Negara hadir dalam bentuk menyediakan listrik yang kebetulan daerah-daerahnya belum bisa dijangkau oleh PLN. Kenapa harus segera? Karena ini menyangkut keadilan," tegas Rida.
Untuk itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mencanangkan semangat Energi Berkeadilan, maksudnya energi harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dengan harga yang terjangkau. Salah satunya adalah dengan membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya setempat.
"Masyarakat di Papua, kalau kita tanya butuh apa? satu kata yang mereka ungkapkan, saya ingin lampu. Lampu itu artinya penerangan, karena selama ini gelap gulita kalau malam hari. Artinya, penerangan dibutuhkan karena akan membuka peradaban," urai Rida.
Dirjen EBTKE Rida Mulyana resmikan PLTS di Takalar (Foto: Dok. Kementerian ESDM)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen EBTKE Rida Mulyana resmikan PLTS di Takalar (Foto: Dok. Kementerian ESDM)
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar, Nirwan Nasrullah, mengungkapkan rasa terima kasih atas dibangunnya PLTS ini. Menurutnya, dengan adanya listrik anak-anak dapat belajar di malam hari. Di samping itu, masyakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan petani juga dapat mengembangkan usahanya lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
"PLTS ini dibangun dengan susah payah, karena materialnya diangkut lewat laut dan dibawa ke lokasi sedikit demi sedikit. Perjuangannya sangat besar untuk membangun (PLTS) ini. Dengan adanya listrik, maka Balang Datu sudah tidak terpencil lagi. Produk-produk unggulan kita, lobster, udang bisa kita pasarkan lewat internet. Dengan listrik sangat membantu kita mengembangkan ilmu pengetahuan dan ekonomi," ujar Nirwan.
Perjalanan menuju Desa Balang Datu memakan waktu sekitar 30-45 menit menggunakan speed boat atau 60-90 menit jika menggunakan perahu motor dari Pelabuhan Takalar Lama ke dermaga Balang Datu. Saat hujan dan ombak tinggi, maka waktu yang dibutuhkan lebih lama lagi.