5 Fakta Tol Layang Jakarta-Cikampek yang Siap Beroperasi November 2019

21 September 2019 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di KM 19, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di KM 19, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) menjadi salah satu proyek yang banyak ditunggu masyarakat. Tol tersebut dinilai bisa mengurai kemacetan di jalur tol Jakarta-Cikampek, maupun ke arah Bandung dan Tol Trans Jawa.
ADVERTISEMENT
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, memastikan tol layang ini bakal siap dioperasikan pada November 2019.
"Pada 23 September 2019 akan dimulai uji beban sehingga kita rencanakan pada November 2019, InsyaAllah bisa operasional," kata Basuki saat meninjau lokasi pembangunan Tol Layang Jakarta-Cikampek di KM 13, Kamis (19/9).
Berikut fakta-fakta lainnya mengenai tol layang Jakarta-Cikampek:
1. Uji Keamanan Pakai Truk dan Beban 640 Ton
Pada Senin (23/9) ini, Tol Layang Jakarta-Cikampek akan menjalani uji keamanan, termasuk uji pembebanan. Pengujian dilakukan menggunakan 16 truk dengan beban masing-masing seberat 40 ton, sehingga totalnya 640 ton.
Basuki mengatakan proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek dalam pengerjaannya diawasi oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
ADVERTISEMENT
"Sebelum dioperasikan akan dilakukan uji beban dengan menggunakan 16 truk dengan beban masing-masing 40 ton terdiri dari uji statis dan dinamis," kata dia.
2. Diklaim sebagai Jembatan Terpanjang RI
Menteri Basuki mengatakan tol Layang Jakarta-Cikampek ini menjadi jembatan terpanjang di Indonesia, karena semuanya elevated. Setidaknya, ada 9.000 tiang pancang yang menyangga konstruksi jalan tol.
Tol yang memiliki panjang 36,4 kilometer (km) ini, dibangun dengan konstruksi layang, membentang dari Cikunir (Km 9+500) hingga Karawang Barat (Km 47+500).
Direktur Utama PT Jasa Marga, Desi Arryani, mengaku telah mengusulkan agar tol layang ini hanya digunakan untuk kendaraan golongan I yakni mobil kecil dan bus. Walaupun, secara kualitas konstruksi diklaim bisa dilintasi semua golongan kendaraan.
ADVERTISEMENT
"Secara struktur tol ini bisa dilewati seluruh golongan kendaraan, namun pertimbangannya adalah faktor safety karena masih banyaknya truk over dimension over load (ODOL) kecepatannya sangat pelan, risiko pecah ban dan seterusnya," kata Desi.
Jalan tol layang Jakarta-Cikampek siap dioperasikan pada November 2019. Foto: Dok. Kementerian PUPR
3. Proyek Tol Dikerjakan Kontraktor Dalam Negeri yaitu PT Waskita Karya
Proyek tol ini dikerjakan kontraktor dalam negeri, yakni PT Waskita Karya, PT ACSET, dan PT Bukaka.
Basuki mengapresiasi para kontraktor serta PT Jasa Marga, yang telah menggarap proyek dengan baik. Padahal kompleksitas pekerjaannya cukup tinggi.
Misalnya, pengerjaan tol layang ini dilakukan bersamaan dan berdekatan dengan pembangunan infrastruktur lain, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Di sekitar Bekasi, juga bersamaan dengan proyek Kereta Ringan Jabodetabek (Light Rail Transit). Semua pekerjaan dilakukan di atas jalan tol eksisting yang beroperasi.
ADVERTISEMENT
"Pekerjaan berhasil diselesaikan dengan window time yang sempit dan tidak boleh ada pekerjaan di hari Sabtu dan Minggu. Selain itu faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) juga diperhatikan dengan baik sehingga bisa zero accident atau tidak ada kecelakaan kerja yang fatal. Harmonisasi juga berhasil dilakukan," ujar Basuki.
4. Diperuntukkan Kendaraan Tujuan Jarak Jauh
Adanya Tol Layang Jakarta-Cikampek akan menambah kapasitas Tol Jakarta-Cikampek yang ada dibawahnya. Selain itu, juga memisahkan kendaraan jarak pendek dengan arus lalin jarak jauh.
Kendaraan tujuan jarak pendek akan menggunakan Tol Jakarta-Cikampek, sementara kendaraan tujuan jarak jauh menggunakan Tol Layang Jakarta-Cikampek.
Mengutip data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT), kepadatan kendaraan di Jalan Tol Jakarta Cikampek selama ini mencapai 1,05 persen.
ADVERTISEMENT
Artinya ada kelebihan jumlah kendaraan 0,05 persen terhadap kapasitas maksimal jalan tol. Tak mengherankan laju kendaraan di jalan yang semestinya bebas hambatan itu, rata-rata hanya 28,3 kilometer (km) per jam.
Angka itu jauh di bawah batas kecepatan minimal jalan tol yakni 60 km per jam. Sehingga dengan dioperasikannya Tol Layang Jakarta-Cikampek, diharapkan akan meningkatkan laju kecepatan kendaraan yang melintas.
Foto udara proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek di KM 19, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
5. Target Rampung Dikerjakan Akhir September 2019
Salah satu pekerjaan mayoritas proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) adalah pengangkatan Steel Box Girder (SBG) yang merupakan dasar konstruksi dari jalan tol layang sepanjang 36,40 Km. Jumlah SBG untuk proyek ini berjumlah lebih dari 2.500 unit dengan dimensi yang berbeda-beda.
Direktur Utama PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC), Djoko Dwijono, mengatakan dengan selesainya pengangkatan SBG terakhir tersebut juga menandakan penyelesaian konstruksi masih sesuai dengan target, yaitu pada akhir September 2019.
ADVERTISEMENT
Proses pengangkatan seluruh SBG untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated selesai dalam waktu 22 bulan dari total pekerjaan proyek yang saat ini telah berjalan sepanjang 30 bulan.