5 Faktor yang Mempengaruhi Proses Produksi Garam Lokal

21 Maret 2018 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garam. (Foto: Dok. Menko Maritim)
zoom-in-whitePerbesar
Garam. (Foto: Dok. Menko Maritim)
ADVERTISEMENT
Memiliki garis pantai yang panjang ternyata tidak menjamin Indonesia bisa memproduksi banyak garam. Seorang petambak garam, Heru, mengungkapkan bahwa produksi garam juga harus memperhitungkan daerah produksi. Menurutnya, tidak semua daerah tepi pantai cocok untuk memproduksi garam.
ADVERTISEMENT
“Laut terpanjang enggak semua daerah Indonesia cocok produksi garam. Lahan harus diperhitungkan,” ungkap Heru kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (21/3).
Heru menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi produksi garam di suatu wilayah. Pertama, kontur pantai harus landai. Sebab jika tidak landai, ada biaya yang harus dikeluarkan petambak untuk menarik air laut agar sampai ke daratan. Kalau biaya tersebut tinggi, maka akan mempengaruhi harga garam.
Kedua, sinar matahari. Baik kuantitas dan kualitas suhu serta sinar matahari ternyata berpengaruh dalam proses produksi garam. Semakin terik matahari berarti mempercepat proses penguapan.
Petambak sedang membersihkan tambak garam. (Foto:  ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
zoom-in-whitePerbesar
Petambak sedang membersihkan tambak garam. (Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
Begitu juga dengan faktor ketiga yaitu kecepatan angin serta faktor keempat yaitu kelembapan udara di sekitar tambak. Menurut Heru, faktor tersebut penting saat proses penggaraman berlangsung. Selain itu, kondisi bahan baku juga menentukan.
ADVERTISEMENT
Heru mencontohkan, untuk daerah Cirebon atau Indramayu, Jawa Barat, masih banyak sungai. Air tawar dari sungai yang bermuara ke laut menyebabkan tingkat sedimentasi yang tinggi. Akibatnya, ada pengenceran sehingga proses penggaraman menjadi lambat.
Sedangkan dibandingkan daerah Indonesia Timur, air laut di sana memiliki sedimentasi yang rendah, sehingga proses penggaraman lebih cepat.
“Yang terakhir (kelima) faktor human. Aslinya ini faktor nomor satu. Kalau kita punya potensi tapi human enggak siap ya sama aja,” ujar Heru.
Menurutnya, rata-rata garam bisa dipanen setelah melewati proses selama kurang lebih 30-40 hari yang dimulai dari air laut murni.
“Masa proses penguapan air 25-35 hari. Masa kristal 5-10 hari. Berarti sekitar 30-40 hari baru bisa petik garam kalau kita berangkat dari nol, dari air laut murni,” tutupnya.
ADVERTISEMENT