5 Poin Penting yang Perlu Kamu Tahu soal Impor Beras

12 Januari 2018 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harga beras jelang Natal dan Tahun Baru 2018 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Harga beras jelang Natal dan Tahun Baru 2018 (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah membuka kembali keran impor beras ke Indonesia di awal 2018. Keputusan ini dibuat, karena tidak terkendalinya harga beras di pasaran yang saat ini telah menyentuh angka Rp 12.000/kg untuk beras medium, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 9.450/kg, padahal telah dilakukan operasi pasar berkali-kali.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berpendapat, impor beras harus dilakukan untuk meredam harga beras di pasaran yang semakin tinggi.
Berikut kumparan (kumparan.com) merangkum 5 poin penting soal keputusan pemerintah untuk kembali mengimpor beras, Jumat (12/1).
1. 500.000 Ton Beras Siap Masuk Indonesia
Menurut Enggar, untuk tahap awal, pemerintah akan mengimpor 500.000 ton beras. Ia juga mengatakan, jika beras impor tahap pertama telah habis, pemerintah akan terus memasukkan lagi hingga pasokan cukup sampai panen raya Februari dan Maret 2018.
“Kalau habis (beras impornya), saya isi lagi, isi terus. Saya jamin pasti cukup sampai panen berikutnya,” tandasnya.
Selain itu, Enggar juga memastikan beras impor ini akan datang pada akhir Januari ini.
2. Beras yang Diimpor Jenis Beras Khusus
ADVERTISEMENT
Enggar mengatakan, beras yang akan diimpor masuk kategori beras khusus, disesuaikan dengan Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 1 Tahun 2018. Menurut Enggar, beras khusus ini terdiri dari berbagai jenis, seperti beras jasmine dan beras ponni.
“Yang pasti, bukan beras IR64 seperti produksi dalam negeri, dengan tingkat kepecahan tertentu,” katanya.
Beras Bulog (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
zoom-in-whitePerbesar
Beras Bulog (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
3. Beras Impor Asal Vietnam dan Thailand
Beras khusus yang akan diimpor ini berasal dari dua negara, yakni Vietnam dan Thailand. Seperti diketahui, Indonesia memang sejak lama telah mengimpor beras dari kedua negara ini sebelum menghentikannya di tahun 2016 dan 2017.
Namun, menurut Enggar, jumlah 500.000 ton ini tidak termasuk beras dari Pakistan atau India yang memiliki segmen tersendiri dan tidak begitu diminati pasar Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kalau dari Pakistan atau India itu beras Basmati, ada segmen khusus. Yang makan tidak banyak, hanya orang-orang Pakistan dan India,” lanjutnya.
4. Beras Akan Dijual dengan Harga Medium
Meskipun tidak menjelaskan secara detail mengenai kualitas beras khusus yang akan diimpor ini, namun Enggar memastikan tetap akan menjualnya dengan harga medium. Jika mengacu pada HET, maka maksimal harga beras ini adalah Rp 9.450/kg.
“Saya tidak peduli harganya berapa. Seluruhnya akan saya jual dengan harga medium,” katanya.
5. Diimpor Melalui PT Perdagangan Indonesia
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) ditunjuk untuk menjadi koordinator impor beras ini, untuk seluruh beras tahap awal 500.000 ton tersebut.
Untuk mengimpornya, kata Enggar, importir boleh menggandeng mitra namun tetap harus melalui PPI. Sebab, menurutnya, ini akan mempermudah dirinya untuk mengontrol aktivitas impor.
ADVERTISEMENT
“Supaya saya bisa kontrol. Karena kalau tidak, nanti ada berbagai macam hal lain yang tidak diinginkan dan diperlukan,” ujarnya.