5 Resep BI Atasi Tekanan Ekonomi Global

6 Juni 2018 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan (BI 7 Days Reverse Repo Rate) sebanyak dua kali sepanjang Mei lalu. Masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada 17 Mei 2018, serta yang kedua pada Rapat Dewan Gubernur BI tambahan pada 31 Mei 2018, sehingga kini 7 Days Reverse Repo Rate di posisi 4,75%.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui, kenaikan suku bunga itu merupakan instrumen moneter untuk memperkuat nilai tukar rupiah, yang mengalami pelemahan hingga sempat di posisi Rp 14.200/USD. Namun dia meminta, kebijakan BI yang mengedepankan stabilitas nilai tukar itu, tak dipertentangkan dengan upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan.
“Kebijakan moneter itu hanya salah satu kebijakan dari 5 kebijakan yang disiapkan Bank Indonesia. Ibaratnya itu jamu pahit, tapi BI juga punya 4 jamu manis lainnya. Jadi jangan seolah-olah dikesankan kita mengabaikan pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam pertemuan dengan pimpinan sejumlah media di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (6/6).
Perry memaparkan, 4 resep lainnya yang disiapkan BI untuk mengatasi tekanan ekonomi global adalah kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, serta yang terakhir adalah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
ADVERTISEMENT
Dari sisi kebijakan moneter, Perry mengungkapkan, kenaikan suku bunga hingga menjadi 4,75% berhasil membalikkan posisi rupiah terhadap dolar AS yang sempat melemah. “Walaupun secara year to date posisinya masih terdepresiasi, tapi kalau kita lihat posisi 23 Mei sampai 4 Juni rupiah sudah menguat 2,41%,” ujarnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo dan para Deputi Gubernur (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI Perry Warjiyo dan para Deputi Gubernur (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
Hal ini, lanjut Perry, menunjukkan strategi yang diambil BI sudah membuahkan hasil. “Fundamental ekonomi kita secara internal baik. Persoalannya, tekanan ekonomi global itu sangat kuat,” ungkap Perry.
Sejalan dengan kebijakan moneter untuk memperkuat kurs, BI kini menyiapkan operasionalisasi dari 4 kebijakan lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dari sisi makroprudensial, misalnya dengan menyiapkan relaksasi pembiayaan perumahan.
“Di antaranya dengan melonggarkan loan to value (LTV) yakni memperbesar porsi kredit terhadap nilai agunan properti yang dibiayai perbankan. Detailnya nanti kita bahas di RDG mendatang,” tandas Perry.
ADVERTISEMENT