500 SPBU Pertamina Akan Dipasang Nozzle Digital

31 Agustus 2018 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers MoU Digitalisasi SPBU antara Pertamina dan Telkom (31/8) (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers MoU Digitalisasi SPBU antara Pertamina dan Telkom (31/8) (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) telah melakukan kontrak dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk melakukan digitalisasi SPBU Pertamina di seluruh Indonesia. Jumlahnya ada 5.518 SPBU yang dimiliki langsung oleh Pertamina dan mitra Pertamina.
ADVERTISEMENT
Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan, untuk tahap awal, ada sekitar 200-500 SPBU yang akan dipasangi nozzle digital. Dia menargetkan, 500 SPBU akan selesai September 2018 atau bulan depan.
“Untuk tahap pertama ini 100-500 SPBU September ini,” kata dia usai menandatangani Sinergi Digitalisasi SPBU dengan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (31/8).
Acara ini disaksikan Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Kepala BPH Migas M. Fanshrullah Asa, Direktur Utama Pertamina NIcke Widyawati, dan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga.
Hingga akhir tahun, Mas’ud menargetkan sekitar 1.000 SPBU sudah terdigitalisasi. Secara total, jumlah SPBU Pertamina (Company Owned Operator Owned/COCO) dan mitra Pertamina (Dealer Owned Operator Owned/DODO) ada 5.518 atau sekitar 75 ribu nozzle.
ADVERTISEMENT
Nantinya digitalisasi ini akan merekam data penggunaan BBM, mulai dari bahan bakar yang dipakai, profil konsumen, jenis kendaraan, volume konsumen, hingga BBM yang masuk ke SPBU dan keluar nozzle harus sama jumlahnya.
Pemerintah targetkan BBM satu harga (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah targetkan BBM satu harga (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Proyek digitalisasi ini sepenuhnya dilakukan oleh Telkom. Pertamina hanya akan menjalankannya ketika nozzle itu sudah digital. Karena itu, kata Mas’ud, sepenuhnya investasi dikeluarkan oleh Telkom.
Secara business to business, Pertamina akan membayar Telkom di setiap liter yang dikeluarkan dari nozzle, akan dibayarkan ke Telkom Rp 14-15. Ini berlaku untuk semua jenis BBM, baik subsidi, penugasan, atau BBM umum.
“Kita bayar ke Telkom Rp 14-15 per liter untuk semua jenis BBM, mau itu Solar, Premium, atau Pertamax dan lain-lainnya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Mas’ud bilang, sesuai kesepakatan, proses implementasi digitalisasi SPBU akan diupayakan maksimal untuk dapat diselesaikan pada Desember 2018 atau selambat-lambatnya dalam triwulan pertama tahun 2019.
Menteri BUMN Rini Soemarno yang juga hadir mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah yang baik demi meningkatkan transparansi dan keakuratan data pasokan dan konsumsi BBM di setiap SPBU. Tak hanya itu, berkat data yang realtime, kepastian stok pun akan bisa dikelola lebih baik dan efisien.
Digitalisasi ini juga akan memudahkan pemerintah memantau dan mengawal penyaluran BBM khusus penugasan. Sebab, proses distribusi dapat terekam dengan akurat di dalam sistem. Tapi Rini meminta seluruh SPBU Pertamina selesai didigitalisasi akhir tahun.
“Tujuan utama Digitalisasi SPBU ini untuk meningkatkan pelayanan Pertamina kepada konsumen. Penghitungan pendapatan dari penjualan BBM di setiap SPBU juga lebih cepat dan akurat. Digitalisasi SPBU juga dapat menjamin bahwa tak ada kecurangan dalam penyaluran BBM. Pak Alex (Dirut Telkom) bilang selesai 2019, tapi saya enggak terima (maunya kelar akhir tahun 2018) karena saya pemegang sahamnya juga,” kata Rini sambil tertawa.
ADVERTISEMENT