60 Persen Hunian Ciputra Group di Malang Dibeli Cash Bertahap

Yance Onggo, GM Marketing PT Ciputra Residence. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)

Untuk mempermudah masyarakat dalam membeli properti, pengembang biasanya memberikan berbagai kemudahan dalam hal cara pembayaran. Salah satunya melalui Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Dalam KPR tersebut pun, para pengembang masih menawarkan berbagai kemudahan baik itu dari uang muka alias Down Payment (DP) yang ringan sebesar 5 persen hingga DP yang boleh dicicil dalam jangka waktu tertentu.

Meski KPR dinilai memudahkan konsumen namun Associate Director PT Ciputra Residence Yance Onggo mengatakan bahwa pola pembayaran yang dipilih konsumen mulai bergeser. Beberapa segmen pasar kini justru memilih cara pelunasan tunai bertahap ketimbang KPR.

“Yang beli cash bertahap itu 60 persen, sisanya 40 persen itu lewat KPR. Nah itu cara bayar itu menunjukkan daya beli,” ungkap Yance di Malang, Jawa Timur, Kamis (16/8).

Yance Onggo, GM Marketing PT Ciputra Residence. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)

Menurut Yance hal tersebut terbukti ketika pihaknya memasarkan kluster CitraGarden City Malang di wilayah Malang Timur. Yance tidak menampik bahwa kluster yang ditawarkan memang ditujukan untuk konsumen tingkat menengah. Harga rumah yang dipasarkan pun didominasi mulai Rp 500 juta hingga Rp 800 juta.

“Dengan harga segitu, kira-kira cicilan mulai dari Rp 5-8 juta. Itu berarti orang yang punya pengahasilan Rp 15-25 juta per bulan. Itu target market kami,” ujarnya.

Yance mengakui, ada pola yang berbeda antara Malang dan kota metropolitan seperti Jakarta. Di Jakarta, 70 persen konsumen menurutnya masih menggunakan skema pembayaran KPR.

“Di sini di Malang, beda ceritanya. Luar biasa market di sini. Daya belinya luar biasa,” tandasnya.