9 Kapal Perikanan Diduga Mempekerjakan ABK Asing

ABK Vietnam yang ditahan di Pulau Tiga, Natuna. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)

Kementerian Perikanan dan Perindustrian (KKP) menduga 9 kapal perikanan Indonesia mempekerjakan tenaga kerja asing (ABK) yang berasal dari Filipina. Berdasarkan informasi yang diperoleh kementerian, para ABK asing tersebut sudah memiliki KTP Indonesia.

Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengatakan akan segera memanggil pemilik 9 kapal tersebut. Menurut dia, penggunaan ABK asing melanggar Pasal 35A ayat (1) UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan dan akan menjatuhkan sanksi terhadap pemilik kapal tersebut apabila terbukti menggunakan ABK Asing.

"Pemalsuan KTP merupakan modus bagi pemilik kapal ikan Indonesia untuk mempekerjakan WNA-Filipina yang memang dikenal ulet dalam menangkap ikan," kata Susi, Jumat (26/1).

Susi mengungkapkan kasus tersebut sebenarnya pernah dibongkar Satgas 115 bekerja sama dengan Polda Sulawesi Utara di Bitung, dengan melakukan proses hukum terhadap Denis Luas dan Nancy Sinombor, petugas Dukcapil Bitung, yang sudah divonis bersalah masing masing 5 bulan dan 6 bulan penjara oleh PN Bitung.

Penenggelaman kapal di Medan Sumatera Utara. (Foto: Antara/Septianda Perdana)

Menurut Susi, Satgas 115 saat ini masih terus membongkar modus-modus penggunaan ABK asing dengan cara memalsukan dokumen kependudukan. Terakhir, sedang dilakukan upaya membongkar modus-modus serupa di wilayah Sulawesi Tenggara.

"Diduga ada ratusan ABK asing yang memalsukan dokumen kependudukan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia," katanya.

Berikut 9 Kapal yang diduga mempekerjakan ABK asing asal Filipina:

1. KM. Qitay Megumi; 2. KM. Anugerah Bahagia; 3. KM. Aldus 4. KM. Tuna Queen; 5. KM. Rahayu Jaya; 6. KM. Milenium; 7. KM. Kenje; 8. KM. Hollywood 70; 9. KM. Inka Mina 720