AAJI Minta Bank Dunia Beri Solusi untuk AJB Bumiputera dan Jiwasraya

11 September 2019 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kantor pusat Jiwasraya pasca tunggak polis asuransi Rp 802 Miliar, Senin (15/10/2018).
 Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kantor pusat Jiwasraya pasca tunggak polis asuransi Rp 802 Miliar, Senin (15/10/2018). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menanggapi materi Bank Dunia terkait dua asuransi Indonesia yang dinilai berisiko terhadap sistem keuangan domestik. Kedua asuransi tersebut yakni Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera dan Jiwasraya.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, mengatakan masyarakat tak perlu khawatir mengenai kedua asuransi Indonesia yang menjadi catatan Bank Dunia tersebut. Apalagi Jiwasraya merupakan perusahaan asuransi milik BUMN.
Sementara untuk AJB Bumiputera, Togar meminta agar Bank Dunia bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun presiden, duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Dua anggota AAJI disorot, yang satu milik pemerintah jadi tidak usah worry, dan yang satu memang sudah bleeding sejak tahun 1980-an, saya pikir sudah pada tahu. Ini kan cuma puncak dari gunung itu sendiri. Jadi kembali ada baiknya pihak terkait, OJK, Bank Dunia, presiden, duduk sama-sama cari solusi, khususnya yang satu itu," ujar Togar di Kantor AAJI, Jakarta, Rabu (11/9).
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, hingga materi presentasi tersebut disampaikan ke Presiden Jokowi, AAJI tak pernah dilibatkan. Sehingga pihaknya menyesalkan hal tersebut.
"Satu hal yang kami agak sesalkan mengapa, karena dalam hal ini Bank Dunia tidak pernah diskusi dengan AAJI, ada baiknya sebetulnya Bank Dunia ajak kami," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan, kedua perusahaan asuransi tersebut merupakan dua anggota dari AAJI.
Menurut dia, sebelum Bank Dunia menyoroti kedua perusahaan itu, pihak asosiasi juga sudah berkali-kali melakukan pembicaraan untuk pencarian solusi masalah.
"Bank Dunia menyinggung dua perusahaan asuransi anggota AAJI, kita sebelumnya sudah berkali-kali bicara dan ini jadi perhatian kita bersama. Menurut Bank Dunia rasanya urgensi penyelesaian masalah yang dihadapi anggota kita ini jauh lebih urgent," jelas Budi.
Bumiputera. Foto: Facebook/bumiputera
Budi juga menuturkan, jika ada perusahaan asuransi jiwa yang bermasalah, sebaiknya langsung diselesaikan. Sebab semakin ditunda penyelesaiannya, masalah di asuransi akan semakin besar.
ADVERTISEMENT
"Kami mengharapkan pihak terkait segera bisa mengambil solusi atau tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan dua masalah ini," tambahnya.
Berdasarkan presentasi Bank Dunia kepada pemerintah yang diterima kumparan, Rabu (11/9), Bank Dunia menyebut Indonesia harus menjaga kredibilitas sistem keuangannya dengan cara mengatasi kelemahan sektor asuransi.
Masalah yang muncul saat ini adalah dua perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar, yakni Asuransi Jiwasraya dan AJB Bumiputera 1912, tidak mampu memenuhi kewajibannya alias gagal bayar.
"Perusahaan tersebut mungkin menjadi tidak likuid dan membutuhkan perhatian segera," tulis Bank Dunia.