Ada 550 Jenis Rumput Laut di Indonesia, Baru 3 yang Bisa Dijual

30 April 2018 20:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasil panen rumput laut di Desa Tadui. (Foto: Akbar Tado/Antara Foto)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil panen rumput laut di Desa Tadui. (Foto: Akbar Tado/Antara Foto)
ADVERTISEMENT
Rumput laut menjadi salah satu primadona kelautan Indonesia lantaran tanaman ini menjadi komoditas ekspor terbanyak ke-3 di sektor kelautan setelah udang dan tuna.
ADVERTISEMENT
Tapi, hanya 3 jenis rumput laut yang sudah diekspor, padahal total jumlah rumput laut di Indonesia ada 550 jenis.
Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Azis, mengatakan sedikitnya jenis rumput laut yang bisa dibudidayakan dan dijual, lantaran belum ada penelitian lagi pada jenis rumput laut yang lain.
"Dari 550 itu, kita baru ketahui jenisnya, tapi belum tahu kandungannya. Jadi yang kita butuhkan untuk bisa diproduksi itu kan kandungan," kata Safari dalam diskusi potensi bisnis rumput laut di Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Senin (30/4).
Safari menuturkan, saat ini pihaknya terus mengembangkan budidaya rumput laut yang ada sembari meneliti ratusan jenis rumput laut yang lain. Penelitiannya dibantu oleh asosiasi rumput laut dari China.
ADVERTISEMENT
"Kita dibantu untuk meneliti rumput laut yang kita temukan. Mereka punya ilmu pengetahuan, kita punya potensi," ujarnya.
Ketiga rumput laut yang saat ini dibudidayakan, dijual, dan menjadi berbagai pelengkap bahan baku makanan, obat-obatan, dan kecantikan adalah Eucheuma Cotonii, Gracilaria, dan Sargassum.
Untuk Eucheuma Cotonii biasanya dijual dalam bentuk kering atau biasa disebut chip. Chip ini yang kemudian diolah menjadi semi refinied atau karaginan, yaitu ekstrak rumput laut yang digunakan sebagai pengenyal makanan.
"Kalau Gracilaria, biasanya diolah jadi serbuk agar-agar. Fungsinya buat bikin kenyal tapi beda dengan karaginan. Sedangkan Sargassum diproduksi jadi Alginat dan Fukiodan," jelasnya.
Tahun ini, pemerintah menargetkan produksi sebanyak 16.171.000 ton. Tahun depannya, mereka menargetkan 19.544.000 ton. Dari jumlah produksi tersebut, mayoritas diekspor dalam bentuk mentah atau rumput laut kering.
ADVERTISEMENT
Produksi Rumput Laut Turun
Produksi rumput laut dalam 2 tahun belakangan turun. Dari target 11.107.000 ton pada 2016, realisasinya hanya 11.050.301 ton di akhir tahun. Setahun berikutnya, dari target 13.390.000 ton realisasinya hanya 10.815.952 ton.
Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Umi Windriani, mengatakan salah satu masalah yang dihadapi dalam budidaya rumput laut adalah pembeli atau badan yang memasarkan hasil panen dari petani. Padahal, keberlangsungan produksi sangat penting.
"Karena kalau hanya tanam saja, tidak ada iming-iming, tidak ada yang ada yang memasarkan, itu kadang-kadang yang buat masyarakat enggan tanam. Yang terjadi dulu-dulu itu kan rumput laut dibuang karena enggak ada pembelinya," kata Umi.
Karena itu, saat ini pemerintah bekerja sama dengan BUMN, BUMD, dan asoiasi yang fokus pada budidaya rumput laut seperti ARLI agar menyerap rumput laut hasil petani untuk dipasarkan di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Intinya kita yakinkan ke masyarakat pasarnya ada. Terjamin. Karena rumput laut ini kan anugerah, enggak ditanam saja dia tumbuh," ucapnya.
Selain menyediakan pasar, Umi mengatakan kontinyuitas juga dilakukan dengan memberikan perbaikan benih agar bisa meningkatkan kualitas produksi. Umi percaya, jika di hulu bagus, maka cita-cita agar hilir rumput laut juga bisa terealisasikan dengan baik.
"Karena itu kita lakukan kerja sama dengan asing, dengan dalam negeri. Kita ajak ke lapangan. Karena kontinyuitas bahan baku sangat mendukung sehingga kami di sisi hulu, mempertahankan kontinyuitas agar tercapai di sisi hilir dengan baik," kata Umi.