Ada IMF-World Bank, Ekonomi Bali Bisa Tumbuh 6,54 Persen Tahun Ini

17 September 2018 14:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menghadiri Forum Merdeka Barat 9 terkait IMF 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menghadiri Forum Merdeka Barat 9 terkait IMF 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (17/9). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank (Bank Dunia) diprediksi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik, khususnya di Bali.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Kepala Badan Perencanaan (BPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, ekonomi di Bali akan tumbuh setidaknya 6,54 persen hingga akhir tahun ini dengan adanya rapat tahunan IMF-World Bank yang bakal berlangsung pada 8-14 Oktober 2018.
“Pertumbuhan ekonomi Bali akan kembali di atas 6,54 persen, dengan menjadi tuan rumah IMF-WB Meeting. Bila tidak ada acara ini, ekonomi Bali masih akan melanjutkan perlambatannya yang berlangsung sejak 2017,” ujar Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (17/9).
Dia menjelaskan, ekonomi Bali belakangan melambat lantaran jumlah wisatawan yang menurun sejak Oktober 2017 hingga Februari 2018. Selain itu, ekspor barang juga melambat.
“Ekonomi Bali di 2017 tumbuh di bawah 6 persen. Tahun 2018 kalau tidak ada acara ini maka pertumbuhan ekonominya hanya 5,9 persen. Masih melanjutkan perlambatan di 2018,” kata dia.
Nusa Dua (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Nusa Dua (Foto: Wikimedia Commons)
Bambang merinci, tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,64 persen karena adanya rapat tahunan IMF-World Bank di Bali yang berasal dari beberapa sektor, yang paling besar adalah sektor konstruksi yang sebesar 0,26 persen.
ADVERTISEMENT
“Dari sektor lain-lainnya 0,21 persen, dari hotel 0,12 persen, dan dari makanan dan minuman 0,05 persen,” kata dia.
Adapun rapat tahunan IMF-WB di Bali diperkirakan memiliki dampak ekonomi tidak langsung untuk Bali, yakni dari sisi tingkat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) riil. Kenaikan nilai tambah 2018 (keuntungan ekonomi, tambahan PDRB riil) diperkirakan Rp 894 miliar. Penambahan PDRB riil Bali apada 2017 dan 2019 pun diperkirakan sebesar Rp 1,2 triliun. Selain itu, perhelatan ini juga diperkirakan akan meningkatkan kesempatan kerja sebesar 1,26 persen dan meningkatkan upah riil sebesar 1,13 persen.
Pada periode 2017-2018, output perekonomian pun diperkirakan bertambah sebesar Rp 7,8 triliun sebagai dampak penyelenggaraan IMF-World Bank 2018 di Bali. Adapun tambahan output perekonomian yang tercipta sepanjang 2017-2018 antara lain berasal dari kegiatan konstruksi infrastruktur dan penyiapan kawasan wisata Rp 3,0 triliun, dari hotel dan akomodasi sebesar Rp 0,9 triliun, dan dari perdagangan Rp 0,8 triliun.
ADVERTISEMENT