Ada Investor Lokal dan Asing Minat Suntik Modal ke Merpati Airlines

16 Juli 2018 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merpati Airlines (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Merpati Airlines (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
BUMN penerbangan, PT Merpati Nasional Airlines (Persero), merugi sejak 2008. Sepuluh tahun berlalu, beban utangnya pun mencapai Rp 10,72 triliun.
ADVERTISEMENT
Bahkan sejak 2014 lalu, Merpati tak lagi terbang. Alasannya, karena sejak 2008 perseroan kalah saing dengan perusahaan penerbangan lain yang memiliki armada efisien dan canggih. Sementara pesawat milik Merpati Airlines banyak yang sudah tua dan tidak efisien.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan ini lewat bantuan PT Perusahaan Pengelolaan Aset (Persero). Salah satunya adalah memasang iklan di media massa.
Direktur PT PPA Henry Sitohang mengatakan, dari info di koran itu, ada satu investor yang tertarik untuk menyuntikkan dana ke Merpati.
“Ada yang masuk dari swasta. Mungkin dia afiliasi juga karena belum ditetapkan sebagaimana mungkin namanya. Enggak usah kita disclose gitu,” kata Henry saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (16/7).
ADVERTISEMENT
Tapi Henry enggan menyebutkan siapa investor yang dimaksud. Katanya, masih terlalu dini. Dia bilang, investor swasta itu, perusahaan di dalam dan luar negeri yang pernah punya maskapai. Saat ini, dia berkerja sama dengan investor dari luar untuk pendanaan supplier pesawat.
Petugas menghitung pecahan uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung pecahan uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
Henry juga enggan membocorkan berapa dana yang akan disuntik ke Merpati nantinya. Yang pasti, kata dia, kalau jadi, perusahaan itu akan menggelontorkan dana yang besar, sebab beban utang Merpati saja per 2017 sudah Rp 10,72 trliun.
“Sementara ini angkanya cukup besar. Kita enggak mau sebut dulu karena masih dalam pembahasan. Kalau inject, kita sedang diskusi bahwa dia kan minta yang utang ini dikonversi jadi pemegang saham, setelah dikonversi dia masuk ini akan terdilusi jadi minoritas kan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga diungkapkan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro. Dia enggan membocorkan siapa investor yang dimaksud. Kata dia, dengan masuknya investor ini, akan membuat ekuitas perusahaan tidak lagi minus.
Dia juga enggak mengomentari apakah investor ini akan mayoritas atau minoritas. “Kalau ada yang mau masuk saja udah bagus kan. Sekarang sudah naik equity-nya. Kita enggak mau lihat mayoritas atau minoritas, yang penting keinginan masuk dulu dan membuka bisnis model baru yang kreatif,” jelasnya.
Pada 2008 lalu, aset perusahaan Rp 999 miliar, kewajiban utang Rp 2,8 triliun, ekuitas minus Rp 1,84 triliun, pendapatan Rp 2,3 triliun, dan laba bersih minus alias rugi Rp 641 miliar.
ADVERTISEMENT
Hingga 2017, kondisi keuangan Merpati, terdiri atas aset Rp 1,21 triliun, kewajiban utang Rp 10,72 triliun, ekuitas minus Rp 9,51 triliun, pendapatan tidak ada karena sudah tidak beroperasi sejak 2014, dan laba bersih minus alias rugi Rp 737 miliar.