Ada Investor Siap Suntik Rp 6,4 Triliun, Merpati Siap Terbang Lagi

12 November 2018 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merpati Nusantara Airlines. (Foto: Facebook/@Merpati Nusantara Airlines)
zoom-in-whitePerbesar
Merpati Nusantara Airlines. (Foto: Facebook/@Merpati Nusantara Airlines)
ADVERTISEMENT
Manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) atau Merpati Airlines, mengaku sudah mendapatkan calon investor baru yang siap menyuntikkan dana Rp 6,4 triliun, sehingga maskapai itu siap terbang lagi pada 2019 mendatang. Perusahaan penerbangan pelat merah ini setop operasi sejak 2014 dan masih menunggu sidang Penyelesaian Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
ADVERTISEMENT
"Sudah ada investor swasta yang bersedia menanamkan Rp 6,4 triliun untuk mengoperasikan kembali Merpati dan saat ini adalah momentum yang tepat untuk perusahaan berkiprah lagi di bisnis penerbangan," kata Direktur Utama Merpati, Asep Ekanugraha seperti dikutip dari Antara, Minggu (12/11).
Namun Asep tak mengungkapkan calon investor yang dimaksud. Sebelumnya, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang menangani proses restrukturisasi Merpati mengungkapkan, Merpati telah menandatangani Perjanjian Transaksi Penyertaan Modal Bersyarat dengan PT Intra Asia Corpora (PT IAC). Dalam perjanjian itu, PT IAC diwakili oleh direkturnya, yakni Kim Johanes Mulia.
“Ada (calon investor) yang masuk dari swasta. Mungkin dia afiliasi juga karena belum ditetapkan sebagaimana mungkin namanya. Enggak usah kita disclose gitu,” kata Direktur Utama PT PPA, Henry Sihotang kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Direktur PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), Asep Eka Nugraha (Kedua dari kiri) dan Direktur PT Intra Asia Corpora (IAC), Kim Johannes Mulia (Ketiga dari kiri) berfoto seusai penandatanganan perjanjian penyertaan modal, Rabu (29/8). Acara disaksikan Kepala Bidang Restrukturisasi Kementrian BUMN Aditya Dhanwantara (Kiri) dan Dirut PT PPA Henry Shotang (Kanan). (Foto: Dok. PT PPA (Persero))
zoom-in-whitePerbesar
Direktur PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), Asep Eka Nugraha (Kedua dari kiri) dan Direktur PT Intra Asia Corpora (IAC), Kim Johannes Mulia (Ketiga dari kiri) berfoto seusai penandatanganan perjanjian penyertaan modal, Rabu (29/8). Acara disaksikan Kepala Bidang Restrukturisasi Kementrian BUMN Aditya Dhanwantara (Kiri) dan Dirut PT PPA Henry Shotang (Kanan). (Foto: Dok. PT PPA (Persero))
Sementara Asep menambahkan, sekalipun Merpati Airlines sejak 1 Februari 2014 tidak beroperasi, bukan berarti manajemen berdiam diri dan tidak ada upaya untuk menghidupkan lagi. Tapi manajemen terus meyakinkan pemerintah dan swasta agar mau mengoperasikan lagi, walaupun tidak mudah dan berliku.
ADVERTISEMENT
Manajemen, katanya, sejak perusahaan tidak beroperasi hingga kini terus melakukan pembenahan di internal seperti dengan menyelesaikan hak karyawan yang tidak digaji selama ini, serta berupaya meyakinkan pemerintah dan mengundang investor swasta untuk investasi.
"Rencana perusahaan pada saat dimulainya operasi penerbangan tahun depan akan dilakukan di Biak, Provinsi Papua, yang selama ini merupakan salah satu basis utama Merpati," ujar Asep.
Dia optimistis beroperasinya MNA akan bisa bersaing dengan maskapai penerbangan lain yang ada saat ini, mengingat ceruk pasar penerbangan di Indonesia masih terbuka luas.
Sementara itu, masih menanti putusan sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang kembali ditunda menjadi 14 November 2018. Ini merupakan penundaan yang kelima kalinya dalam dua bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Sidang PKPU ini dilakukan, terkait status utang perusahaan yang pada 2017 mencapai Rp 10,72 triliun. Dengan penundaan putusan ini, sebenarnya PN Surabaya sudah melewati batas waktu yang ditentukan dalam undang-undang, yakni 270 hari setelah PKPU ditetapkan.