Ada Perang Dagang China-AS, Susi Minta Ekspor Ikan RI Ditingkatkan

21 September 2018 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (ketiga kanan) soal isu terkini. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (ketiga kanan) soal isu terkini. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta kepada nelayan dalam negeri untuk memanfaatkan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) dengan memperbanyak tangkapan ikan untuk diekspor.
ADVERTISEMENT
Sebab dengan adanya perang dagang China dengan AS ini, produk perikanan China akan dipersulit untuk masuk AS. Dengan demikian, kesempatan Indonesia untuk memperbanyak ekspor terbuka dengan lebar.
“Dengan perang dagang China-AS, semestinya pengusaha Indonesia bisa melakukan terobosan mengambil keuntungan. Kita punya kesempatan produksi lebih,” ujarnya di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Jumat (21/9).
Dia pun mengingatkan kepada para nelayan atau industri ikan dalam negeri untuk tidak meminjamkan nama ke perusahaan asal China. Artinya, ekspor dilakukan oleh China, namun atas nama perusahaan ikan Indonesia.
“Jangan sampai pelaku usaha Indonesia bukan menambah produksi, malah meminjamkan nama agar barang-barang China masuk ke sana. Harusnya eksportir Indonesia berkonsolidasi,” papar Susi.
Petugas Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Padang memeriksa ikan tuna yang baru dibongkar dari kapal, di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Padang, Sumatera Barat, Senin (23/7). (Foto:  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Padang memeriksa ikan tuna yang baru dibongkar dari kapal, di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Padang, Sumatera Barat, Senin (23/7). (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Dia menjelaskan di tahun 2014, kejadian tersebut pernah terjadi. Sebab tarif ekspor Indonesia ke AS lebih murah dibandingkan dari China atau Vietnam. AS kemudian mengetahuinya sehingga melayangkan ancaman embargo ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Tarif impor ikan AS terhadap Indonesia itu rendah sekali, dulu dimanfaatkan. AS sempat marah, mengancam mau embargo. Tapi karena kita minta maaf, akhirnya tidak terjadi,” ucapnya.
Susi menambahkan, ekspor hasil perikanan Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Semula 475,74 ribu ton di semester I 2017, kini menjadi 510,05 ribu ton di semester I 2018 atau naik 7,21 persen.