Ada Semburan Gas, Produksi Sumur Minyak Pertamina di Karawang Mundur

19 Juli 2019 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
ADVERTISEMENT
Jadwal produksi pertama (onstream) sumur minyak di Lapangan YY milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat, diprediksi mundur tahun depan. Sebelumnya, jadwal produksi di sana ditargetkan September 2019.
ADVERTISEMENT
Direktur Operasional Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurrahman, mengatakan kemungkinan mundurnya jadwal onstream di Lapangan YY karena ada semburan gas di sumur YYA-1 sejak Jumat, 12 Juli 2019.
"Ada satu hal yang kami sedang hadapi saat ini, sumur pengembangan yang ada di PHE di Lapangan YY yang diharapkan bisa berproduksi di tahun ini sebesar 4.600 barel per hari, kemungkinan besar bergeser ke tahun depan," kata dia dalam konferensi pers di Gedung SKK Migas, Jumat (18/7).
Lapangan YY sudah ditutup sejak Minggu, 14 Juli 2019 setelah gelembung-gelembung gas yang muncul makin banyak dan membesar. Karena ditutup total, produksi terganggu karena pengeboran tak bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Fatar mengatakan, tim SKK Migas bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, dan PHE ONWJ tengah menangani kondisi tersebut.
Dia berharap dalam waktu dekat masalah gelembung gas sudah bisa diselesaikan. Dengan begitu, lapangan di sana sudah bisa beraktivitas lagi.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diselesaikan, kita bisa recover apa yang hilang dalam waktu seminggu terakhir sehingga sumur ini bisa kita produksi kembali," ucap dia.
Sebelumnya, Vice President Relations PHE ONWJ Ifki Sukarya mengatakan, Pertamina masih belum tahu apa penyebab dari munculnya semburan gas di sana. Perusahaan memutuskan untuk mengevakuasi semua kru yang ada di lapangan berjumlah 60 orang.
Dia mengungkapkan kemungkinan terburuk dari kejadian ini akan ada 3 desa yang terdampak.
ADVERTISEMENT
Adapun nelayan yang di sekitar daerah anjungan, kata Ifki, sudah diminta tidak mendekat atau melaut lebih dulu. Selain karena ada gelembung gas, juga karena ombak laut memang sedang tinggi, jadi tak banyak nelayan yang mencari ikan.
"Ada tiga desa diperkirakan bakal terpapar. Tapi kami tidak bisa sebutkan," kata dia dalam konferensi pers di PHE Tower, Jakarta, Rabu (17/7).
PHE ONWJ sendiri sudah melatih masyarakat di sana untuk menghadapi kejadian tak diinginkan yang merupakan imbas dari aktivitas tidak normal di anjungan.
Mengenai kerugian yang disebabkan dari kejadian ini, Ifki mengaku perusahaan belum bisa memperkirakan karena penanganan gelembung gas masih berlangsung.
"Kita punya kelompok masyarakat yang kita bina kalau ada kejadian seperti ini," kata dia.
ADVERTISEMENT