Ada Sentimen Negatif, Wall Street Ditutup Bervariasi

19 Februari 2018 7:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan akhir pekan lalu. Terdapat beberapa faktor yang memberikan sentimen pada Wall Street, yakni data ekonomi AS yang membaik dan sentimen negatif terkait pemilihan Presiden AS pada 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Tingkat optimisme konsumen AS naik menjadi 99,9 di Februari 2018, lebih tinggi 4,4% dari bulan sebelumnya dan tercatat sebagai level tertinggi kedua sejak 2004.
Sementara itu, laju impor AS meningkat 1% pada Januari 2018, di atas perkiraan pasar sebesar 0,6%. Sedangkan laju ekspor AS naik 0,8% selama bulan lalu, naik 0,1% dari bulan sebelumnya.
Sentimen Wall Street selanjutnya yakni seorang hakim di AS mendakwa sejumlah warga Rusia karena mencampuri pemilihan Presiden 2016 lalu. Hakim mendakwa 13 warga negara Rusia dan tiga entitas yang dituduh mencampuri pemilihan dan proses politik AS.
Dilansir Reuters, Senin (19/2), indeks Dow Jones (DJI) naik 19,69 poin atau 0,08% ke posisi 25.220,06. Indeks saham S&P 500 (SPX) menguat 1,05 poin atau 0,04% ke posisi 2.732,25. Sedangkan indeks saham Nasdaq (IXIC) melemah 16,97 poin atau 0,23% ke posisi 7.239,47.
ADVERTISEMENT
Sentimen Rusia mendorong indeks saham S&P 500 tertekan usai pengumuman dakwaan. Padahal sebelumnya indeks saham acuan tersebut sempat menguat.
"Pasar sedang mencari alasan sehingga tertekan dan itu datang dari Rusia. Selama sepekan pasar saham reli dan pelaku pasar mencari alasan untuk mengambil keuntungan pada akhir pekan," ujar Dennis Dick, Trader Bright Trading LLC AS.
Selain itu, koreksi Wall Street juga sempat terjadi karena adanya kekhawatiran inflasi yang meningkat selama bulan ini. Namun rilis data penjualan ritel indeks harga konsumen tidak terlalu membuat investor khawatir pada pekan ini.
Adapun sejumlah saham menguat dengan aksi beli investor di saham Johnson and Jphnson, Abbvie, dan Pfizer yang naik lebih dari 1,5%.
ADVERTISEMENT
Saham lainnya yaitu saham Coca-Cola naik 0,5% usai perseroan melaporkan laba dan penjualan yang lebih tinggi dari perkiraan. Sedangkan saham Kraft Heinz turun 3,7% usai laba dan penjualan meleset dari perkiraan analis.
"Faktor fundamental tidak berubah. Kami benar-benar belum melihat reformasi pajak mulai berdampak ke pendapatan perusahaan. Kami yakin ini akan menyebabkan optimisme terhadap pendapatan perusahaan gelombang kedua," jelas Ben Philips, Chief Investment Officer EventShares AS.