ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi, Indonesia Harus Benahi Ekspor

5 April 2019 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung perkantoran di Jakarta. Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Gedung perkantoran di Jakarta. Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
Sejumlah lembaga internasional memberikan proyeksi perlambatan ekonomi global di tahun ini, termasuk di antaranya perekonomian Indonesia. Terakhir, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2 persen di tahun ini, dari proyeksi sebelumnya 5,3 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perlambatan ekonomi global memang mempengaruhi ekonomi di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Namun dia meyakini, permintaan domestik masih tinggi untuk mendukung perekonomian tumbuh.
"Kita negara dengan penduduk besar, artinya kita punya dinamika ekonomi internal. Walaupun ada pengaruh dari luar, tapi di dalam punya kekuatan sendiri (permintaan domestik)," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (5/4).
Meski demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengakui, Indonesia masih perlu memperbaiki sejumlah persoalan, khususnya ekspor yang saat ini masih tumbuh melambat dibandingkan impor.
Bahkan dalam laporan terbaru ADB disebutkan, defisit neraca perdagangan Indonesia masih akan berlanjut di tahun ini. Laju impor diperkirakan lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun ekspor masih melambat akibat anjloknya harga komoditas global.
ADVERTISEMENT
"Kita harus segera membenahi apa yang harus dilakukan. Dan kuartal lalu sebenarnya impor kita melambat loh. Jadi itu memang sesuatu harus diperhatikan, jadi perlu dipikirkan," jelasnya.
Darmin Nasution, Menteri Perekonomian Foto: Garin Gustavian/kumparan
ADB memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun ini akan tumbuh 5,2 persen dan 5,3 persen di 2020. Namun permintaan domestik dan konsumsi rumah tangga masih akan kuat mendorong perekonomian di tahun ini.
Pemilu 2019 diperkirakan ADB akan mendorong tambahan pada sektor konsumsi. Laju inflasi juga kemungkinan tetap stabil sebesar 3,2 persen pada tahun ini dan 3,3 persen pada 2020, sehingga membantu menjaga momentum pertumbuhan belanja swasta.
ADB juga melihat adanya perbaikan terhadap iklim investasi, seperti perampingan administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha diyakini akan makin mendukung sentimen positif investor.
ADVERTISEMENT