Akhir Februari, IHSG Diprediksi Melemah

28 Februari 2019 7:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. Foto: ANTARAFOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. Foto: ANTARAFOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah hari ini. Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, laju IHSG akan bergerak di level support 6.481 dan level tertinggi 6.561. Kemarin, Rabu (27/2) IHSG ditutup melemah di level 6.525,68 atau turun 0,23 persen. Menurut Dennies, pelemahan IHSG pekan lalu diakibatkan faktor global setelah the Fed memberikan sinyal tidak akan agresif menaikkan suku bunga dikarenakan beberapa data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan adanya pelemahan.
ADVERTISEMENT
“IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal indikator stochastic saat ini berada di sekitar area overbought sehingga rentang penguatan menjadi terbatas dan terlihat ada potensi pelemahan dalam jangka pendek,” tulis Dennies dalam risetnya, Kamis (28/2).
Menurutnya, investor saat ini tengah menantikan data GDP Amerika Serikat yang akan segera dirilis. Dari dalam negeri investor masih menantikan rilis laporan keuangan emiten untuk tahun 2018.
Sementara itu, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyebutkan IHSG masih punya potensi untuk menguat pada perdagangan hari ini.
“IHSG pada penghujung bulan kedua tahun 2019 masih memperlihatkan peluang kenaikan yang cukup besar, dikarenakan dari sisi support level terlihat cukup kuat dapat dipertahankan selama ini,” ujar William.
Ilustrasi Pergerakan IHSG di BEI Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sedangkan secara fundamental yang terlihat dari data perekonomian terlansir, masih menunjukkan kondisi perekonomian yang stabil. Menurut William kondisi ini masih menarik bagi investor untuk berinvestasi ke dalam pasar modal Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Hari ini IHSG berpotensi menguat,” ujarnya.
Berikut beberapa menu saham unggulan yang direkomendasikan William: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Persero (TLKM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).