Akibat Rupiah Melemah, Harga Pakan Ternak Akan Naik Rp 300 per Kg

4 Juli 2018 16:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan ayam petelur (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan ayam petelur (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Pakan ternak merupakan salah satu yang terkena dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penyebabnya karena sebagian besar bahan baku pakan ternak adalah impor.
ADVERTISEMENT
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengungkapkan saat ini sebanyak 30% bahan baku pakan masih impor. Misalnya yang paling banyak diimpor adalah bungkil kedelai.
“Sebenarnya cost struktur dari pakan itu 30% tapi dari nilai itu 60%. Impor misalnya vitamin, bungkil kedelai itu 100% impor,” sebut dia saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (4/7).
Pekerja mengambil telur ayam di peternakan ayam Kampung Buninegara. (Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengambil telur ayam di peternakan ayam Kampung Buninegara. (Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Ia menyatakan akibat adanya penguatan dolar AS maka harga bahan pakan otomatis akan ikut naik. Desianto pun memperkirakan hingga akhir tahun nanti harga pakan akan meningkat sebesar Rp 300 per kg. Jadi harga rata-rata pakan ternak ayam layer sekarang yang dibanderol Rp 6.000 per kg akan menjadi Rp 6.300 per kg. Sedangkan pakan ayam broiler juga akan naik dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 7.300 per kg.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada kenaikan harga pakan otomatis naik. Sebenarnya kan kita sudah naik dari awal tahun itu Rp 300 sampai Rp 350. Jadi sampai akhir tahun naik lagi Rp 300,” ungkapnya,
Untuk itu, agar harga pakan ternak tidak naik lagi pihaknya meminta permerintah untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Mempertahankan harga rupiah average itu akan sangat membantu. Hitungan kemarin kan Rp 13.500 sampai Rp 13.600,” tutupnya.