Akses Perbankan RI Terendah, Alasan BTPN Seriusi Digitalisasi

22 Februari 2018 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo bank BTPN (Foto: Logo bank BTPN)
zoom-in-whitePerbesar
Logo bank BTPN (Foto: Logo bank BTPN)
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) serius mengembangkan layanan digital untuk beragam transaksi bagi nasabahnya. BTPN meyakini, implementasi digital dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini BTPN sudah memiliki dua layanan perbankan digital, melalui aplikasi mobile. Yakni “BTPN Wow!” dan “Jenius”. Dikutip dari pernyataan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (22/2), meski baru diluncurkan 3 bulan lalu, kedua layanan mobile itu sudah diunduh sebanyak 85.000.
Data Asian Development Bank (ADB) mengungkapkan, 78% penduduk Indonesia (sekitar 199 juta orang) tidak memiliki akses ke layanan perbankan. Hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang tidak memiliki akses layanan perbankan terbesar di Asia.
Untuk mengatasi masalah ini, 84% bank di Indonesia cenderung melakukan investasi dalam transformasi teknologi selama 18 bulan ke depan. Sebagian besar bank mengarahkan investasi mereka ke mobile banking, sebagaimana yang dikatakan oleh hampir setengah responden dari survei yang dilakukan oleh PwC.
ADVERTISEMENT
Untuk memperluas layanan digitalnya, BTPN menggandeng perusahaan teknologi asal Jerman, Software AG. Perusahaan ini mengembangkan layanan digital di 70 negara yang dikelola oleh 4.500 pegawainya.
com-Tren Digital Payment (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Tren Digital Payment (Foto: Thinkstock)
"Kami bangga menjadi bagian dari perjalanan transformasi perbankan digital BTPN, sebagaimana mereka terus memperluas layanan mereka untuk memenuhi permintaan pasar mobile," kata Vice President Software AG Asia, Anneliese Schulz.
Menurutnya, Indonesia merupakan pasar utama untuk Software AG di Asia. Sehingga pihaknya berkomitmen untuk memacu transformasi digital di sektor perbankan dan membantu mendorong inklusi keuangan di seluruh negeri.
Sebelumnya, Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan selain layanan digital melalui aplikasi mobile, pihaknya juga melakukan restrukturisasi pada bisnis inti lainnya seperti integrasi cabang, otomatisasi proses, transformasi infrastruktur IT dan pelatihan karyawan yang akan dilanjutkan hingga akhir 2018.
ADVERTISEMENT
"Inovasi dan transformasi digital adalah investasi strategis yang berdampak pada profitabilitas jangka pendek,” kata Jerry Ng kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/2).
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan penurunan laba hingga 30% pada 2017, menjadi hanya Rp 1,2 triliun. Penurunan laba terjadi akibat proses transformasi digital dan restrukturisasi perseroan yang dilakukan sepanjang 2017 lalu.
Kalau dampak dari investasi strategis itu tak diperhitungkan, kata Jerry, laba dari bisnis inti masih tumbuh 6% menjadi Rp 2,4 triliun.