Alasan Darmin Tambah Jatah Impor Jagung 30 Ribu Ton: Panen Masih Lama

9 Januari 2019 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedelai bercampur jagung. (Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
zoom-in-whitePerbesar
Kedelai bercampur jagung. (Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
ADVERTISEMENT
Pemerintah memutuskan untuk mengimpor jagung sebesar 30.000 ton di awal tahun ini untuk kebutuhan pakan ternak. Jagung impor ini direncanakan mulai masuk paling lambat di akhir Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, keputusan pemerintah untuk mengimpor jagung tersebut terutama untuk menambah kuota impor jagung yang sebesar 100.000 ton pada November 2018. Sehingga dengan adanya tambahan impor 30.000 ton ini, maka total jagung impor sebanyak 130.000 ton hingga Maret 2019.
"Impor (2018) itu sampai dengan Januari, itu sudah akan 100 persen dari 100.000 ton. Dan panen masih April, sehingga masih (butuh impor)," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (9/1).
Petani Jagung (Foto: Kementerian Pertanian)
zoom-in-whitePerbesar
Petani Jagung (Foto: Kementerian Pertanian)
Darmin juga menuturkan, impor jagung diputuskan lantaran masa panen yang masih lama, sehingga harga jagung di pasaran juga belum turun. Peternak pun mengeluh kesulitan memperoleh jagung.
"Panen jagung Maret-April masih ada kekosongan dan harga belum turun. Jadi ada 30.000 tambahan itu akan habis Februari akhir," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan sebelumnya mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengurus persetujuan impor (PI) jagung yang akan diberikan kepada Perum Bulog. Hingga saat ini, Oke menjelaskan, proses impor tambahan jagung 30.000 ton masih menunggu penugasan dari Menteri BUMN Rini Soemarno.
“Bulog sudah mengajukan. Jadi sedang berproses, ini sedang diusulkan untuk penugasan impor. Sedangkan proses PI-nya masih proses karena kita kan menunggu penugasan dulu,” katanya.