Alasan ESDM Batal Tugaskan 4 Blok Terminasi ke Pertamina

9 Januari 2018 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eksplorasi migas lepas pantai. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi migas lepas pantai. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pada 18 Januari 2017 lalu, pemerintah memutuskan tidak memperpanjang kontrak perusahaan-perusahaan migas asing di 8 blok yang masa kontraknya berakhir (terminasi) pada 2018. Selanjutnya, 8 blok terminasi itu diserahkan untuk dikelola PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Delapan blok terminasi yang diserahkan pada Pertamina itu adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga, Blok South East Sumatera (SES), Blok NSO, Blok Attaka, Blok Tengah, dan Blok East Kalimantan.
Tapi dalam perkembangannya, Pertamina mengembalikan Blok East Kalimantan dan Attaka karena dinilai kurang ekonomis. Maka tersisa 6 blok terminasi.
Kemudian pemerintah pun mengubah keputusannya. Kontraktor eksisting di 4 dari 6 blok terminasi tersebut diberi kesempatan untuk mengajukan penawaran, diadu dengan Pertamina. Hanya 2 blok terminasi yang tetap diserahkan sepenuhnya ke Pertamina, yaitu Blok Tengah dan NSO.
Sementara di Blok Tuban, Ogan Komering, Sanga-Sanga, dan SES, Pertamina harus bersaing dengan kontraktor eksisting di blok-blok tersebut. Kontraktor eksisting tersebut, antara lain Petrochina di Tuban, Talisman di Ogan Komering, PT Saka Energi Indonesia di Sanga-Sanga, dan CNOOC di SES.
ADVERTISEMENT
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial, menuturkan bahwa pemerintah sebenarnya kecewa karena Pertamina mengembalikan Blok East Kalimantan dan Attaka. Hal ini yang membuat pemerintah berubah pikiran.
"Sebenarnya message-nya begini, 8 WK itu kan kita sudah kasih ke Pertamina. Sekarang kalau ditugaskan boleh memilih enggak? Enggak dong. Kalau sudah ditugaskan, enggak usah pilih-pilih, langsung laksanakan saja. Harusnya kalau ditugaskan 8 (blok terminasi), ya 8 saja, kira-kira begitu. Enggak akan rugi lah. Tapi ternyata dia mintanya 6 saja. 2 lagi dilelang. Ya oke lah," ujar Ego saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/1).
Perusahaan-perusahaan migas asing yang menjadi kontraktor eksisting di 4 blok diberi kesempatan untuk mengajukan penawaran, dan mendapatkan perpanjangan kontrak kalau tawarannya lebih menarik dari Pertamina. Sebaliknya, Pertamina yang mendapatkannya kalau punya tawaran lebih baik daripada kontraktor eksisting.
ADVERTISEMENT
Ego mengatakan, keputusan ini diambil bukan karena pemerintah pro perusahaan migas asing. Pertimbangan utamanya adalah produksi migas dan penerimaan negara.
Kalau ternyata perusahaan asing bisa memberikan penerimaan yang lebih tinggi buat negara dan mempertahankan produksi migas di blok-blok terminasi, lebih baik asing saja yang mengelolanya.
"Jangan dibilang pemerintah pro asing, bukan. Pemerintah hanya pro kepada siapa yang bisa menjamin produksi kita supaya enggak turun, pendapatan kita supaya enggak turun," tutupnya.