Alasan Klasik Harga Daging dan Telur Ayam Anjlok: Kelebihan Produksi

26 September 2018 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak mengumpukan telur ayam broiler di salah satu usaha ayam bertelur Desa Blang Bintang, Kabaupaten Aceh Besar, provinsi Aceh, Senin (23/7). (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Peternak mengumpukan telur ayam broiler di salah satu usaha ayam bertelur Desa Blang Bintang, Kabaupaten Aceh Besar, provinsi Aceh, Senin (23/7). (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga daging dan telur ayam dibanderol cukup murah di tingkat peternak. Kondisi ini sudah terjadi selama lebih dari satu bulan lamanya. Peternak pun resah takut merugi.
ADVERTISEMENT
Koordinator Sekretariat Bersama Aksi Penyelamatan Peternak Rakyat dan Perunggasan Nasional (PPRPN), Sugeng Wahyudi, mengatakan kalau kondisi ini terjadi akibat banyaknya produksi daging dan telur ayam. Untuk daging ayam sendiri, Sugeng mengatakan perkiraan produksi nasional ada di sekitar 66 juta ekor per minggu.
“Kita secara nasional itu produksinya sekitar 66 juta ekor per minggu. Sementara, perkiraan konsumsi nasional ada di 55 juta ekor per minggu,” katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (26/9).
Padahal, para peternak akan menduga bahwa harga daging ayam akan bergerak stabil di bulan ini karena langkanya anak ayam atau DOC. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Peternak mengumpukan telur ayam broiler di salah satu usaha ayam bertelur Desa Blang Bintang, Kabaupaten Aceh Besar, provinsi Aceh, Senin (23/7). (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Peternak mengumpukan telur ayam broiler di salah satu usaha ayam bertelur Desa Blang Bintang, Kabaupaten Aceh Besar, provinsi Aceh, Senin (23/7). (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
“Kami enggak menyangka ini tiba-tiba terjadi. Perkiraan kami itu biasanya bulan segini DOC langka, jadi harga akan bergerak stabil bahkan cenderung naik. Ini justru DOC banyak, ayam juga banyak, jadi harga turun anjlok banget,” tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
Sementara, untuk produksi telur, Ketua Pinsar Petelur Nasional, Feri, mengatakan kalau per harinya dia bisa menghasilkan sebanyak 66 ribu ton. Namun, jumlah tersebut juga hanya mampu dijual kepada pelanggan sekitar 60 persennya.
Demand sekarang lagi turun. Padahal, itu produksi kami normal. Enggak meningkat. Ini enggak tahu kenapa pasar enggak nyerapnya banyak,” tuturnya.
Sebagai gambaran, kondisi sekarang harga daging ayam saat ini di tingkat peternak dibanderol sebesar Rp 14.500. Sementara, biaya produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu ekor ayam sebesar Rp 17.000 hingga Rp 19.000. Untuk harga telur ayam sendiri, saat ini dijual dengan harga Rp 15.000 per kg. Harga ini ada di bawah biaya produksinya yaitu sebesar Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kg.
ADVERTISEMENT