Alasan Pegadaian Rekrut Masyarakat Jadi Agen: Mudah Jangkau Nasabah

6 Januari 2018 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegadaian (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Pegadaian (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pegadaian (Persero)membuka peluang bagi masyarakat yang ingin menjadi agen pemasaran, agen pembayaran dan agen gadai. Kebijakan ini baru dilakukan di Kantor Wilayah VII Bali-Nusra.
ADVERTISEMENT
Humas Pegadaian, Endang mengungkapkan, strategi ini dipakai agar Pegadaian lebih mudah menjangkau nasabahnya. Selama ini, pelayanan Pegadaian kepada nasabah dirasa kurang optimal mengingat masih banyak nasabah yang tinggal di pelosok dan sulit terjangkau kantor cabang.
“Karena dengan keberadaan kantor wilayah atau cabang pun, terkadang tidak bisa menjangkau semua masyarakat terutama yang di pelosok-pelosok. Jadi keberadaan agen pemasaran ini seperti perpanjangan tangan Pegadaian,” kata Endang kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (6/1).
Endang menjelaskan masing-masing agen memiliki fungsi dan tugas kerja yang berbeda. Misalnya agen pemasaran yang berfungsi memasarkan produk Pegadaian atau menyampaikan informasi penting tentang Pegadaian kepada masyarakat di sekitar tempat agen.
Pegadaian (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Pegadaian (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Sedangkan fungsi agen pembayaran mirip dengan Laku Pandai yang dimiliki perbankan yakni untuk memudahkan masyarakat yang ingin membayar tagihan seperti tagihan listrik, telepon, atau membeli pulsa. Agen pembayaran ini bisa berupa perseorangan atau kelompok usaha.
ADVERTISEMENT
“Yang penting tahu dan mengerti cara untuk melakukan pembayaran tagihan,” lanjutnya.
Terakhir adalah agen gadai. Menurut Endang, agen gadai adalah yang mempunyai tugas tersulit dan seleksi yang ketat untuk menjadi agen. Pasalnya, selain harus memiliki usaha sendiri seperti toko emas atau konter handphone, agen gadai harus mempunyai kompetensi untuk menaksir harga barang.
“Misalnya kalau toko emas, pasti sudah biasa mempertimbangkan satu barang bernilai berapa. Sama halnya dengan pemilik konter handphone, bisa melihat kekurangan dari sebuah handphone bekas untuk menentukan harga yang sesuai,” jelasnya.