Alasan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Rokok Tahun Depan: Lagi Lesu

17 Desember 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai pabrik rokok melakukan produksi manual. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai pabrik rokok melakukan produksi manual. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat)
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memutuskan untuk tidak menaikkan cukai rokok hasil tembakau (HT) tahun depan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan salah satunya tren industri rokok yang lesu.
ADVERTISEMENT
“Industri rokok menurun trennya. Dalam tiga tahun terakhir 1,6 persen turunnya,” ungkap Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan Nirwala Dwi Haryanto di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/12).
Sedangkan di sisi lain, industri rokok menyerap banyak tenaga kerja. Menurut Nirwala, saat ini ada sekitar 6 juta angkatan kerja yang bergantung pada industri rokok. Jika industri rokok hilang, maka 6 juta orang di Indonesia akan kehilangan pekerjaan. Sedangkan setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi di Indonesia, hanya mampu menyerap 300 ribu tenaga kerja.
“Berarti kalau 6 juta, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus berapa? Ya dibagi aja, 20 persen pertumbuhan ekonomi belum ditambah yang 5,4 persen pertumbuhan per tahunnya. Jadi paling enggak pada 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia harus 25 persen,” ujarnya.
Petugas Bea Cukai dan Industri Rokok (Foto: Dok. Bea cukai)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Bea Cukai dan Industri Rokok (Foto: Dok. Bea cukai)
Tak hanya dari segi tenaga kerja, Nirwala juga khawatir jika industri rokok tak diselamatkan, maka penerimaan negara dari cukai rokok juga bakal tergerus.
ADVERTISEMENT
Menurut Nirwala, target penerimaan cukai rokok untuk tahun adalah sebesar Rp 148 triliun. Penerimaan tersebut menurut Nirwala sangat besar dan mendominasi dibanding penerimaan pajak dari sektor lain. Penerimaan dari cukai rokok itupun menurut Nirwala bisa dialokasikan untuk mendukung pembangunan Indonesia. Menurutnya setiap Rp 1 triliun jika dialokasikan untuk pendidikan, maka akan ada 1 juta anak yang terbantu. Selain itu, Rp 1 triliun juga dapat digunakan untuk membiayai sekitar 1.250.000 persalinan ibu.
“Kalau untuk bangun jembatan bisa sekitar 3.500 meter. Nah kalau ilang Rp 149 triliun, gimana untuk biaya itu semua? Makanya perlu duduk bersama. Semua sektor,” ujarnya.
Untuk itu, menurut Nirwala, menahan kenaikan cukai rokok merupakan cara pemerintah untuk menyelamatkan berbagai sektor. Tidak hanya dari industri namun juga bagi negara dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Pembatasan konsumsinya itu sendiri, keberlangsungan industri, kemudian masalah penerimaan negara tadi dan terakhir pemberantasan rokok ilegal. Makanya saya tekankan tadi harus duduk bersama semua unsur,” tandasnya.