Alibaba Akan Impor Produk Senilai USD 200 Juta dari 120 Negara

7 November 2018 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Alibaba (Foto: Reuters/Chance Chan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Alibaba (Foto: Reuters/Chance Chan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan e-commerce raksasa asal China, Alibaba Group, mengumumkan komitmen untuk mengimpor produk senilai USD 200 miliar ke negara asalnya. Produk tersebut akan diimpor dari 120 negara, salah satunya Indonesia.
ADVERTISEMENT
CEO Alibaba Group Daniel Zhang menjelaskan, impor dilakukan selama lima tahun ke depan, dimulai tahun 2019-2023. Impor ini dilakukan sebagai bentuk komitmen terhadap globalisasi di bidang perdagangan serta memenuhi permintaan konsumen China.
"Kami membangun infrastruktur masa depan perdagangan untuk mewujudkan ekonomi digital yang mengglobal dimana perdagangan bisa dilakukan di setiap negara di dunia,” ujar Daniel dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/11).
Komitmen Alibaba mengimpor itu diumumkan dalam acara Global Import Leadership Summit di China International Import Expo, Shanghai. Adapun produk-produk tersebut antara lain dari Jerman, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Indonesia dan Korea Selatan.
Saat ini, sejumlah merek global telah menjalin kemitraan dengan Alibaba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat China. Di antaranya P&G, Nestlé, JBS, dan Refa.
ADVERTISEMENT
Deloitte China, the China Chamber of International Commerce, dan AliResearch, melaporkan saat ini e-dagang lintas negara di China tumbuh signifikan. Untuk sektor impor penjualan e-dagang, di tahun 2014 yang 1,6 persen meningkat menjadi 10,2 persen di 2017.
CEO Alibaba Group, Daniel Zhang (Foto: Dok: Alibaba)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Alibaba Group, Daniel Zhang (Foto: Dok: Alibaba)
Sementara itu, General Manager of Tmall (Tabao Mall) Import and Export Alvin Liu menerangkan saat ini perekonomian masyarakat China meningkat. Kalangan kelas menengah juga mengalami peningkatan.
Kondisi tersebut diyakini menjadi peluang bagi produk internasional dan Tmall untuk melakukan penetrasi pasar China. Apalagi, kalangan kelas menengah memiliki kecenderungan berbelanja online.
“Seiring dengan meningkatnya pendapatan di China, konsumen ingin memiliki akses lebih cepat dan lebih beragam terhadap produk-produk berkualitas dari berbagai negara di dunia,” ujar Alvin.
ADVERTISEMENT