Alibaba Group Raup Pendapatan Rp 135 Triliun di Januari-Maret 2018

7 Mei 2018 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alibaba (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Alibaba (Foto: REUTERS/Aly Song)
ADVERTISEMENT
Alibaba Group Holding Limited mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal pertama tahun ini yang berakhir pada 31 Maret 2018, yang sekaligus menutup tahun fiskal 2018.
ADVERTISEMENT
Selama Januari-Maret 2018, Alibaba Group meraup pendapatan sebesar USD 9,87 miliar atau setara Rp 135,26 triliun (kurs Rp 13.700), naik 61% secara year on year (yoy).
Pendapatan USD 9,87 miliar itu berasal dari bisnis utama USD 8,17 miliar, bisnis cloud computing USD 699 juta, media digital dan hiburan USD 840 juta, dan inovasi lainnya USD 158 juta.
"Ini merupakan kuartal dan tahun fiskal yang sangat baik untuk Alibaba Group, didorong oleh pertumbuhan yang kuat pada bisnis utama kami dan investasi yang kami lakukan beberapa tahun ini sebagai inisiatif pertumbuhan jangka panjang," kata Chief Executive Officer Alibaba Group, Daniel Zhang, dalam keterangan tertulis, Senin (7/5).
Pada 3 bulan pertama di 2018 ini, Alibaba Group juga mencatatkan margin laba sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITA) yang disesuaikan sebesar USD 2,67 miliar atau Rp 36,5 triliun, naik 11% yoy.
ADVERTISEMENT
Sementara kas bersih dari aktivitas operasional sebesar USD 2,26 miliar dan arus kas bebas non-GAAP sebesar USD 1,36 miliar.
Konsumen aktif tahunan Alibaba di pasar ritel China mencapai 552 juta, bertambah 37 juta dalam periode 12 bulan yang berakhir pada 31 Desember 2017. Adapun pengguna mobile bulanan di pasar ritel China per Maret 2018 mencapai 617 juta, bertambah 37 juta dari Desember 2017.
"Dengan strategi New Retail yang terus berjalan, platform e-commerce kami terus berkembang menjadi infrastruktur ritel unggulan di China. Selama beberapa tahun terakhir kami juga terus mengembangkan teknologi, komputasi awan, logistik, hiburan digital, dan layanan lokal agar kami berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan pertumbuhan konsumsi di China dan pasar di negara berkembang lainnya," tutupnya.
ADVERTISEMENT