Alibaba hingga Tencent Kolaborasi Bikin Taksi Online di China

25 Maret 2019 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Taksi konvensional di Xiamen. Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Taksi konvensional di Xiamen. Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan raksasa asal China seperti Alibaba, Tencent, Sunning, dan Chongqing Changan Automobile bekerja sama membuat perusahaan taksi online pesaing Didi Chuxing. Total investasi pendirian perusahaan taksi online ini sebesar USD 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun (USD 1 = Rp 14.000).
ADVERTISEMENT
Salah satu anggota konsorsium, Chongqing Changan Automobile telah menanamkan modal RMB 1,6 miliar (USD 238,36 juta) di perusahaan patungan ini. Selain Chongqing Changan Automobile, perusahaan otomotif lain yang ikutan bergabung di antaranya FAW dan Dongfeng Motor.
Ditulis Reuters, Senin (25/3), komposisi saham pada perusahaan patungan ini, terdiri dari Changan, Dongfeng, dan FAW yang masing-masing menguasai 15 persen. Mereka juga menyediakan kendaraan yang fokus pada mobil ramah lingkungan.
Sunning akan menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 19 persen, sementara Alibaba, Tencent, serta perusahaan ventura lainnya akan menguasai sisanya.
"Dengan investor dari berbagai lini, sinergi bisnis akan memperkuat ekosistem perusahaan (patungan ini)," tulis Suning dalam keterangan seperti dikutip Reuters.
Kantor Alibaba di Malaysia. Foto: Lai Seng Sin/Reuters
Sementara itu, FW dan Dongfeng membenarkan rencana investasi ini, sebaliknya Alibaba dan Tencent menolak berkomentar.
ADVERTISEMENT
China dinilai sebagai pasar moda transportasi berbasis aplikasi terbesar di dunia. Di mana, Didi Chuxing menguasai 90 persen dari pangsa pasar taksi online di Negeri Tirai Bambu.
Di saat bersamaan BMW, Geely, SAIC, hingga perusahaan teknologi Meituan Dianping juga masuk ke bisnis taksi online.
Didi yang saat ini didukung oleh perusahaan investasi asal Jepang yakni Softbank Group Corp dan Uber Technologies, juga melakukan kerja sama dengan BAIC dan Volkswagen.
Dengan tumbuhnya industri taksi online di China, kemacetan di kota beijing dan Shanghai mulai menurun karena berkurangnya angka kepemilikan mobil pribadi. Meski demikian, industri taksi online, termasuk Didi sekarang berada dalam pengawasan ketat pemerintah dan regulasi pasca-pembunuhan dan pemerkosaan yang dialami oleh seorang penumpang Didi pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT