Amartha Gandeng Layanan Tanda Tangan Digital, Hemat Biaya 50 Persen

6 Desember 2018 13:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerja sama Amartha dan PrivyID. (Foto:  Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja sama Amartha dan PrivyID. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski mengusung label teknologi finansial alias financial technology (fintech), PT Amartha Mikro Fintek mengaku masih menggunakan cara lama dalam proses perjanjian peminjaman dengan para nasabah. Misalnya dalam proses tanda tangan perjanjian masih menggunakan kertas dan tanda tangan secara manual.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikatakan Vice President Amartha Aria Widyanto menyita waktu dan tidak praktis. Karenanya, pihaknya memutuskan menggandeng layanan tanda tangan digital untuk menjangkau masyarakat yang ada di pelosok.
"Para agen yang datang ke daerah untuk membantu masyarakat peroleh pinjaman disibukkan dengan urusan administratif, seperti pengiriman berkas yang harus ditandatangani dari pusat ke daerah dan sebaliknya," katanya saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/12).
Melalui sama dengan PrivyID, platform penyedia layanan tanda tangan digital, Amartha berharap bisa melakukan efisiensi dalam proses pinjam-meminjam dengan nasabah yang ada di pelosok.
Ilustrasi Fintech. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fintech. (Foto: Thinkstock)
"Dalam satu bulan itu kami melayani sekitar 20 ribu pengajuan pinjaman. Untuk satu kali pinjaman, dibutuhkan sekitar 5 lembar kertas untuk perjanjian dan pengesahan," katanya.
ADVERTISEMENT
Hitungannya, kalau satu lembar kertas seharga Rp 200 saja, maka dalam satu bulan Amartha bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp 20 juta hanya untuk biaya administratif pinjaman.
Aria berharap, dengan layanan tanda tangan digital ini, pihaknya bisa menghemat minimal setengah dari biaya administratif tadi dengan tanda tangan digital.
"Belum lagi ribetnya, kalau satu dokumen kertas itu hilang, maka agen kami harus balik lagi dan auditnya ribet sekali dan kita berusaha mengurangi itu," tambahnya.
Sementara itu, Co-founder PrivyID Guritno Adi Saputro memaparkan, untuk berlangganan tanda tangan digital ini hanya perlu biaya Rp 50 ribu per bulan.
"Itu harga langganan ya, kalau per dokumen Rp 3.500 saja. Kalau langganan per bulan, bisa menandatangani berapa pun jumlah dokumennya asal untuk satu user (pengguna) saja," tuturnya.
ADVERTISEMENT