Ancaman Perang Dagang Duterte dan Antisipasi yang Dilakukan Indonesia

24 Februari 2019 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Duterte meluncurkan kapal ro-ro. Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Duterte meluncurkan kapal ro-ro. Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Genderang perang dagang dari Filipina ke Indonesia masih berlanjut. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mulai mempersulit masuknya dua komoditas dari Indonesia, yakni kopi dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
ADVERTISEMENT
Indonesia pun tidak tinggal diam. Kementerian Perdagangan menyiapkan berbagai upaya agar perang dagang ini bisa direda. Berikut kumparan rangkum 5 poin penting tentang ancaman perang dagang Filipina ke Indonesia.
1. Ekspor Kopi Saset dan CPO Indonesia Dipersulit Sejak Agustus 2018
Penerapan special safeguard (SSF) yang diberlakukan Filipina membuat dua komoditas ekspor Indonesia sulit masuk ke sana.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, mengakui SFF membuat ekspor kopi saset dan CPO mulai terganggu sejak Agustus 2018.
"Ekspor kita terganggu dan juga barang kita sering dianggap brand mereka. Kita berupaya menjaga kepentingan kita," kata Enggar.
2. Indonesia Bakal Gelar Forum Bisnis dengan Duterte
Untuk menyelesaikan masalah ini, Enggar mengatakan akan menggelar forum bisnis dengan Filipina. Tapi dia masih mencari waktu yang pas untuk melaksanakannya.
ADVERTISEMENT
Sebelum rencana menggelar bisnis forum, pemerintah sebenarnya sudah mengutus Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan berdialog dengan Filipina.
Tapi, upaya Oke ke sana belum membuahkan hasil. Begitu pun dengan surat yang dikirim Indonesia ke Menteri Perdagangan Filipina.
3. Indonesia Akan Longgarkan Impor Produk Pertanian dari Filipina
Dalam pertemuan bisnis forum, salah satu pendekatan yang akan digunakan Indonesia adalah melonggarkan impor sejumlah barang dari Filipina.
Salah satu barang impor tersebut adalah produk pertanian dari Filipina yaitu pisang cavendis.
"Apa yang you mau kita beli. Mereka mau pisang cavendis. Kita akan coba," kata Enggar.
4. Duterte Ancam Perang Dagang Karena Defisit Perdagangan dengan Indonesia
Salah satu yang dikeluhkan Filipina dalam pernyataan persnya di sana adalah defisit neraca perdagangannya yang melebar. Filipina menilai hal itu terjadi karena nilai ekspor CPO dari Indonesia besar, sementara impor Indonesia dari Filipina terlampau kecil.
ADVERTISEMENT
Filipina pun ingin Indonesia membuka keran impor yang lebih besar, terutama untuk komoditas pertanian. Menanggapi hal ini, Oke mengaku Indonesia mesti membantu Filipina untuk mengurangi beban neraca perdagangan di sana.
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
5. Mayora Bakal Bangun Pabrik di Filipina
Upaya lain yang akan dilakukan Indonesia untuk meredakan perang dagang Duterte adalah dengan membangun pabrik di Filipina. Rencana ini bakal digarap oleh PT Mayora Indah Tbk.
Perusahaan industri berbagai produk makanan dan minuman asal Indonesia ini bakal berinvestasi USD 50-USD 75 juta untuk membangun pabrik di sana. Rencananya, peletakkan batu pertama bakal dilakukan pada kuartal IV 2019.
"Iya, kemarin kan pemerintah Indonesia lakukan perundingan dengan Filipina dan kita setuju akan melakukan investasi dengan bangun pabrik di sana," kata Direktur Utama Mayora Andre Sukendra beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT