Ancaman Perang Dagang Memanas, Wall Street Anjlok

12 Juli 2018 7:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street anjlok usai menguat selama empat hari berturut-turut. Hal ini dipicu kekhawatiran investor terhadap ancaman pemerintahan AS mengenakan tarif baru impor barang China senilai USD 200 miliar yang menambah ancaman perang dagang.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Kamis (12/7), indeks saham Dow Jones (DJIA) melemah 219,21 poin atau 0,88% ke posisi 24.700,45. Indeks saham S&P 500 (SPX) turun 19,82 poin atau 0,71% ke posisi 2.774,02. Indeks saham Nasdaq (IXIC) anjlok 42,59 poin atau 0,55% ke posisi 7.716,61.
China merespons ancaman Presiden AS Donald Trump dengan menuduh AS mengintimidasi. China pun memperingatkan akan membalas AS.
Investor mengatakan, sentimen perang dagang akan mereda seiring fokus terhadap rilis kinerja keuangan kuartal II.Laporan keuangan dari JP Morgan Chase dan bank besar lainnya akan rilis pada Jumat pekan ini.
"Situasi perdagangan mengkhawatirkan tetapi tidak ada lagi yang akan segera terjadi. Sentimen itu akan mereda sementara dan kini investor fokus terhadap kinerja keuangan. Investor mencari kinerja keuangan perusahaan yang kuat tetapi ada potensi kecewa," ujar John Carey, Manager Portofolio Amundi Pioneer Asset Management.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters, analis memperkirakan pendapatan perusahaan S&P 500 tumbuh 21%. Sejumlah saham pun terpukul imbas perselisihan sektor perdagangan tersebut. Saham Boeing, 3M, dan Caterpilar melemah, hingga jadi hambatan terbesar indeks saham Dow Jones sehingga menekan Wall Street.
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Sektor saham material pun terkena pengaruh perselisihan sektor dagang. Saham Freeport-McMoran turun 3,9% karena harga tembaga mencapai titik terendah dalam satu tahun terakhir.
Selain itu, sektor saham energi S&P 500 juga tergelincir 2,2% dan memimpin penurunan sektor saham di Wall Street.
Harga minyak AS melemah 5% akibat eskalasi sengketa perdagangan dan harapan pasokan yang meningkat. Ini karena Libya akan kembali buka pelabuhan.
Saham produsen chip yang bergantung pada China pun tertekan dengan indeks semiconductor Philadelphia tergelincir 2,6%.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, penurunan pasar tidak setajam apa yang terlihat pada akhir Maret dan awal April, ketika retorika perang dagang yang meningkat antara China dan AS menyebabkan S&P jatuh lebih dari 2%.
Analis menilai, bursa saham juga dipengaruhi spekulasi pemerintahan Trump yang bisa berubah pikiran ketika tarif tersebut mulai berlaku. Sektor saham utilitas pun satu-satunya yang berada di wilayah positif dengan naik 0,9%.
Saham Twenty-First Century Fox melemah 4% usai menaikkan tawarannya untuk Sky Inggris. Ini melihat dari tawaran saingannya Comcast. Saham Comcast pun naik 1,3%.
Volume perdagangan di Wall Street tercatat 6 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata harian 6,9 miliar saham untuk 20 hari perdagangan.