Anggap Pertumbuhan Ekonomi Baik, Bos BEI Ingatkan Gejolak Minyak Dunia

7 Mei 2018 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) habis. (Foto:  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) habis. (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2018 sebesar 5,06%. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menganggap pencapaian tersebut masih sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah yaitu sebesar 5,4%-5,5%
ADVERTISEMENT
"5,06% itu lebih tinggi dibandingkan 5,01% (periode yang sama) tahun kemarin. Menurut saya kita masih bisa mencapai growth target tahun ini 5,4% - 5,5%. Masih bisa. Januari ini berat lho. Nantinya menurut saya malah lebih baik,” ungkap Tito di Gedung BEI, Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (7/5).
Meski Tito optimistis dengan target tersebut, di sisi lain menurutnya ada hal yang justru memberatkan kondisi perekonomian Indonesia yaitu kenaikan harga minyak. Hal ini berhubungan dengan beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah.
Menurut Tito, saat ini Indonesia mengimpor sebanyak 800 ribu barel minyak per hari dengan harga USD 74 per barel. Sehingga menurutnya, pengeluaran impor minyak yang dibelanjakan pemerintah hampir mencapai USD 60 juta per hari.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BEI Tito Sulistio (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Angka tersebut dinilai memberatkan, sekaligus ibarat dua mata pedang. Meski demikian, Tito tetap optimistis bahwa pemerintah telah menyiapkan pilihan terbaik.
ADVERTISEMENT
"Itu agak berat. Menjadi tantangan besar karena kalau subsidi BBM ditarik, inflasi naik. Belum lagi ini tahun politik. Kalau tetap (mempertahankan subsidi) APBN tergerus. Tapi saya percaya pemerintah punya jalan keluarnya,” tutupnya.