Anggaran Pertahanan AS Melonjak, Trump Harus Cari Sumber Dananya

27 Januari 2018 22:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump ketika berpidato dalam acara USA Thank You Tour  (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump ketika berpidato dalam acara USA Thank You Tour (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengusulkan peningkatan total belanja pertahanan menjadi USD 716 miliar (Rp 9.531 triliun) pada tahun fiskal 2019. Rencana anggaran tersebut melonjak tajam, dari yang diajukan Trump untuk tahun fiskal 2018 yakni sebesar USD 668 miliar (Rp 8.892 triliun).
ADVERTISEMENT
Sebuah sumber yang dikutip Reuters pada Jumat (26/1) menyebutkan, usulan anggaran tersebut akan diajukan pada Februari mendatang. Menurut sumber itu, anggaran USD 716 miliar itu terdiri dari USD 597 miliar untuk anggaran dasar Departemen Pertahanan AS (Pentagon). Sedangkan sisanya untuk pendanaan operasi militer AS di berbagai wilayah.
Jika jadi diajukan, maka postur anggaran pertahanan tersebut merupakan kemenangan kubu Departemen Pertahanan atas kelompok-kelompok yang mencoba membatasi anggaran, untuk menekan defisit belanja negara AS.
Proposal tersebut selanjutnya akan dibahas secara bipartit oleh Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres AS. Lonjakan anggaran pertahanan dua tahun terakhir, yakni 2018 dan 2019 itu, akan dihadapkan dengan pertimbangan naiknya belanja domestik negara.
Mengacu pada kebijakan pemotongan pajak yang baru saja diberlakukan awal 2018 ini, kenaikan anggaran pertahanan ini cenderung menyulitkan Gedung Putih untuk membuat blue print anggaran pertahanan untuk 10 tahun ke depan. Hal ini sebelumnya menjadi salah satu target Direktur Anggaran Gedung Putih, Mick Mulvaney.
Tentara Amerika yang sedang berbaris. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Amerika yang sedang berbaris. (Foto: Wikimedia Commons)
Dengan kondisi seperti ini, pemerintahan Trump harus memutar otak untuk mencarikan sumber pendanaan anggaran pertahanan tersebut.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Departemen Manajemen dan Anggaran, Meghan Burris menolak mengomentari lonjakan anggaran pertahanan ini. Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis memang telah mendorong kenaikan besar belanja pertahanan untuk menyesuaikan dengan luasnya cakupan strategi pertahanan nasional baru, yang dia rilis bulan ini.