Angka Kematian PNS Tinggi, Klaim Taspen Melonjak 18%

12 Februari 2018 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PKS Taspen dengan BTN, Mandiri, Realestate. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PKS Taspen dengan BTN, Mandiri, Realestate. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Taspen (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 721 miliar pada 2017. Angka tersebut naik 191% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 247 miliar. Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro mengatakan capaian laba bersih tersebut telah melebih target Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) perseroan sebesar 105% atau Rp 689,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain laba bersih, lonjakan juga terlihat pada pembayaran klaim Taspen. Tahun lalu pembayaran klaim mencapai Rp 9,6 triliun atau membengkak sebesar 18% dari Rp 8,1 triliun.
Pencapaian tersebut terdiri dari JHT (Jaminan Hari Tua) sebesar Rp 8,42 triliun atau tumbuh 19%, JKK (Jaminan Kecelakan Kerja) Rp 300 miliar atau tumbuh 242% dan JKM (Jaminan Kematian) Rp 890 miliar atau tumbuh 18%. Menurut Iqbal membengkaknya klaim tersebut dipicu dari angka kematian PNS yang tinggi.
"Tingginya kematian PNS aktif yang berdampak meningkatnya jumlah klaim 18,39% di atas RKAP," ungkap Iqbal di Gedung Taspen, Jakarta, Senin (12/2). Menurut Iqbal rata-rata PNS yang meninggal dunia pada usia 46-55 tahun jumlahn cukup tinggi hingga mencapai 60%.
PNS (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PNS (Foto: Nadia Riso/kumparan)
"Makanya klaimnya tinggi. Saya sedikit lewat (usianya) berarti aman," ujarnya. Hal ini menurut Iqbal berbanding lurus dengan jumlah premi/iuran yang juga mengalami pertumbuhan sebesar 4% dari Rp 7,47 Triliun di 2016 menjadi Rp 7,81 Triliun di 2017.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Iqbal tidak menampik bahwa beban usaha mereka juga turut naik. "Kita punya beban usaha walaupun pendapatan naik, operasional juga naik. Ke depan strategi Taspen akan dorong capaian laba anak perusahaan," tutupnya.