Angkasa Pura II Targetkan Pendapatan 2018 Naik 20% Jadi Rp 9,2 Triliun

10 Januari 2018 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Awaluddin, Dirut Angkasa Pura 2. (Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Awaluddin, Dirut Angkasa Pura 2. (Foto: Anggi Dwiky Darmawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Angkasa Pura II (Persero) atau PT AP II menargetkan pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp 9,2 triliun. Target itu naik sekitar 20% dibandingkan tahun 2017 yang diproyeksikan mencapai Rp 7,66 triliun.
ADVERTISEMENT
"Pertumbuhan pendapatan pada tahun 2018 didorong terutama dari melonjaknya porsi pendapatan dari jasa komersial (non-aero) menjadi sekitar 45%, dari sebelumnya kurang dari 40%," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (10/1).
Menurut Awaluddin, pada tahun 2018 AP II fokus pada pengembangan layanan di 14 bandara yang dikelolanya, termasuk di antaranya bandara baru seperti Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Selain itu, beberapa bandara di bawah AP II juga mengembangkan layanannya seperti Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya dan Bandara Notohadinegoro, Jember.
Awaluddin seperti dikutip dari Antara menjelaskan, pada tahun 2018 AP II lebih agresif menggenjot bisnis aero dan non-aero melalui program "Airport Growth Faster" ditandai sejak 2017 yang telah menjalankan digitalisasi infrastruktur bandara.
ADVERTISEMENT
"Kami konsisten mengembangkan fasilitas layanan di seluruh bandara AP II, sehingga mampu mencapai target jumlah penumpang pada tahun 2018 menembus 108 juta penumpang, meningkat dari realisasi tahun 2017 sekitar 100 juta penumpang," ujar Awaluddin.
Untuk memenuhi target-target 2018 tersebut, AP II mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk investasi sekitar Rp 18,7 triliun, termasuk di antaranya Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,5 triliun.
"Alokasi investasi terbesar untuk pengembangan uaha dan pengembangan bandara baru," ujarnya.
Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Dijelaskan, perseroan terus menggenjot kinerja seluruh bandara sehingga tidak ada lagi yang mengalami defisit. "Kita tidak menyebut bandara merugi, tapi yang kita lakukan adalah mengubah komposisi biaya yg sebelumnya masuk kategori 'sunk cost' kemudian digeser menjadi biaya produktif," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu tambah Awaluddin, pihaknya harus mampu melayanai maskapai dan layanan penumpang, karena dari sisi alat produksinya sudah sangat siap.
"Optimalisasi dengan transformasi biaya untuk meningkatkan laba di sejumlah bandara, seperti Banda Aceh, Tanjung Pinang dan Bandara Silangit," katanya.