Anies: Tarif MRT dan LRT Memang Perlu Waktu untuk Dibahas

13 Maret 2019 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana uji coba publik perdana MRT Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana uji coba publik perdana MRT Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak mempermasalahkan batalnya pembahasan persetujuan tarif MRT dan LRT oleh DPRD DKI yang rencananya dilakukan Selasa, (12/3). Ia mengatakan, proses persetujuan tarif masih berlanjut.
ADVERTISEMENT
“Ya enggak apa-apa masih jalan terus, Insyaallah selesai, saya rasa perlu waktu memang,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, (13/3).
Pemprov DKI telah mengusulkan tarif Rp 10 ribu untuk MRT Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus dan Rp 6 ribu untuk LRT Velodrome-Kelapa Gading. Anies merasa pihaknya sudah mematangkan segala perhitungan dari tarif tersebut.
“Tapi hitung-hitungannya yang sudah ada, hitungan investasinya ada, biayanya ada. Jadi sesuatu yang perlu waktu saja untuk dibahas,” ujar Anies.
Batalnya rapat persetujuan tersebut salah satunya karena DPRD DKI meminta Pemprov mengkaji ulang subsidi yang akan dikucurkan karena memakai APBD.
Pemprov DKI sudah memberikan data kepada DPRD DKI mengenai tarif keekonomian untuk MRT Jakarta adalah Rp 31.659 setiap penumpang. Sementara tarif keekonomian untuk LRT Jakarta yakni Rp 41.655.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Pemprov DKI harus menggelontorkan subsidi dari APBD agar tarif yang dikenakan kepada penumpang yakni Rp 10 ribu untuk MRT dan Rp 6 ribu untuk LRT.
Untuk MRT Jakarta, jumlah subsidi yang dibutuhkan per penumpang yakni Rp 21.659. Sementara subsidi per penumpang untuk LRT Jakarta yakni Rp 35.655. Sedangkan, estimasi jumlah penumpang pada 2019 untuk MRT Jakarta yakni 65 ribu per hari, dan untuk LRT Jakarta yakni 14.255 penumpang per hari.
Dengan demikian, jumlah subsidi yang dibutuhkan yakni Rp 572 miliar untuk MRT dan Rp 327 miliar untuk LRT pada 2019.