AP I Belum Bisa Jawab soal Maskapai Asing Masuk RI

9 Juni 2019 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Penerbangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Penerbangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo membuka peluang maskapai asing bisa masuk ke Indonesia. Tujuannya agar industri penerbangan di dalam negeri bisa semakin kompetitif.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, harga jual tiket ke masyarakat bisa beragam dan lebih murah. Sebab, saat ini industri penerbangan didominasi oleh dua maskapai yakni Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group.
Terkait hal ini, beberapa pihak telah menyatakan siap menyambut kedatangan maskapai asing ke Indonesia yaitu dari para pengusaha dan salah satu pengelola bandara di Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero). AP II menilai, masuknya maskapai asing bisa diarahkan ke bandara-bandara perintis di daerah.
Bagaimana dengan PT Angkasa Pura I (Persero) yang juga merupakan pengelola bandara di Indonesia?
Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji mengaku belum bisa berkomentar terkait hal ini. Sebab, perusahaan belum membahasnya lebih lanjut dan masih fokus pada pergerakan penumpang domestik yang jumlahnya terus turun.
ADVERTISEMENT
"Saya belum bisa menjawab karena kita belum membahasnya. Honestly, saya lebih fokus saat ini kepada bandara-bandara yang rata-rata penumpangnya turun," kata Devy saat dihubungi kumparan, Minggu (9/6).
Angkasa Pura I memang mengaku telah kehilangan banyak penumpang saat ini, salah satu alasannya karena harga tiket yang mahal. Devy mencatat, jumlah penumpang di 13 bandara yang dikelola perseroan pada triwulan I 2019 turun 3,5 juta orang. Di akhir 2018, jumlah penumpang di bandara milik AP I mencapai 95 juta orang.
Pun pada Lebaran 2019 ini yang menurutnya jumlah penumpang turun. Karena itu, kata dia, perusahaan akan merekap hasil jumlah penumpang di bandara yang mengalami penurunan pada 11 Juni 2019.
"Semua bandara, penumpang domestik turun. Angka berubah setiap hari. Final posko tanggal 10 Juni. Tanggal 11 Juni baru kita rekap," katanya.
Maskapai Jetstar Foto: Shutter Stock
Sebelumnya, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan dukungannya terhadap rencana pemerintah ini. Awaluddin juga meminta agar pemerintah memperhatikan berbagai syarat yang harus dipenuhi maskapai asing tadi. Seperti asas cabotage hingga rute penerbangan.
ADVERTISEMENT
Dia berharap agar maskapai asing yang akan masuk juga membuka rute di wilayah-wilayah perintis. Tujuannya agar terjadi kesetaraan dalam penyelenggaraan usaha angkutan udara.
"Kami sangat mendukung upaya tersebut, sebagai operator bandara kami nyatakan kesiapan kalau misalnya maskapai asing ada yang masuk dan buka rute domestik," katanya saat dihubungi kumparan.
Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani juga mendukung rencana Jokowi. Dia mengatakan, industri penerbangan Tanah Air yang didominasi pemain, yakni Lion Air dan Garuda, dinilai membuat harga tiket sulit turun.
Hariyadi yang juga Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) itu mengakui, dampak dari mahalnya harga tiket pesawat tersebut berimbas pada menurunnya pelancong lokal. Sehingga okupansi hotel juga turut menurun.
ADVERTISEMENT
"Kami mendukung penuh inisiatif pemerintah memperkenankan pesawat regional atau pesawat penerbangan asing menambah rute domestiknya. Itu kami dukung penuh," kata Hariyadi saat ditemui di open house Gubernur BI, Jalan Patiunus, Jakarta.