news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Saja Untungnya Pakai PLTS Atap?

20 Juni 2019 20:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panel surya Mercusuar Klirong Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Panel surya Mercusuar Klirong Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kini gencar digalakkan. Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) misalnya, hingga kini berhasil menggaet tak kurang dari 600-an rumah di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Adapun keunikan PLTS atap ini, memang konsep pemasangan panel surya yang dilakukan di atap rumah. Tak ayal, hal ini tentu cocok untuk daerah perkotaan yang minim lahan.
Tapi, apa sebetulnya untungnya pakai PLTS atap ini?
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Andhika Prastawa, mengatakan banyak manfaat yang bakal didapatkan. Bukan saja bakal membantu mengurangi dampak buruk lingkungan dengan ramah energi, tapi juga penghematan.
Asal tahu saja, total daya PLTS atap yang terpasang sebesar 5 MWp, sektor usaha ini dapat mereduksi emisi sebesar 5.000 ton per tahun.
“Bisa menghemat, biaya listrik mereka. Kedua, secara lingkungan itu karena listrik PLN dari batu bara, kita mengurangi emisi yang dikeluarkan karena membangkitkan listrik dari batu bara,” ujarnya ketika ditemui di Tokopedia Tower, Jakarta, Kamis (20/6).
ADVERTISEMENT
Andhika menjelaskan, biaya modal yang diperlukan untuk pemasangan PLTS atap memang tak dipungkiri berat di awal. Namun, ia memastikan harga itu sebagai investasi dalam jangka panjang.
Seorang warga melintas di bawah panel surya Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Menurut hitungannya, biaya yang bakal dikeluarkan untuk PLTS atap sebetulnya sebanding dengan biaya membayar listrik di PLN. Dengan estimasi balik modal, sekitar 8 sampai 12 tahun.
“Kalau tidak pakai baterai biayanya masih sebanding biaya listrik PLN. Ini bisa mengembalikan modal dalam 8 tahun. Kalau di daerah bisa dikembalikan 12 tahun,” papar dia.
Ia menuturkan, teknologi PLTS yang kini ditawarkan dalam negeri pun sudah mumpuni. Asal, kata dia, para pelanggan tahu aturan dalam memakainya agar tak cepat rusak.
“Sudah cukup banyak pelaku-pelaku bisnis, sudah mulai sadar tidak menjual murah tapi kualitas, tapi bukan yang murahan. Yang agak sedikit memiliki risiko itu yang disebut infelter. Nah, ini perlu dipakai sesuai aturan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk skala yang lebih besar bagi industri dan komersil, Founder startup penyedia jasa PLTS Xurya, Eka Himawan, menambahkan pemakaian PLTS bisa berdampak signifikan.
“Jika dihitung dan dioperasikan dengan seksama, besar penghematan bagi bisnis dan industri bisa mencapai 30 persen,” kata dia.
Asal tahu saja, berdasarkan data BPS pada sensus ekonomi 2016, saat ini Indonesia memiliki 26,7 juta usaha atau perusahaan yang bergerak di sektor non pertanian, termasuk UMKM dan Usaha Menengah Besar (UMB).