Apa yang Mesti Disiapkan Indonesia ketika "Winter is Coming?"

13 Oktober 2018 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada Annual Meetings IMF dan World Bank Group Plenary Session di BNDCC, Bali. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada Annual Meetings IMF dan World Bank Group Plenary Session di BNDCC, Bali. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengibaratkan kondisi dunia saat ini seperti halnya tv series Game of Thrones. Dia mengatakan, hubungan negara-negara ekonomi maju seperti tengah mengalami keretakan.
ADVERTISEMENT
Mantan Wali Kota Solo ini mengatakan, sejumlah kepala negara sibuk mendorong ekonomi negara masing-masing, namun tak diiringi dengan koordinasi antarnegara.
Bahkan dalam pidatonya kemarin, Jokowi menyebut 'Winter is Coming,' salah satu kalimat di tv series tersebut, yang menandakan akan datangnya ancaman besar jika kondisi tersebut tak segera diatasi.
Lalu, bagaimana ketika 'winter' tersebut datang ke Indonesia?
Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) Juda Agung mengatakan, negara harus memiliki pelindung ekonomi yang kuat untuk menghadapi sejumlah risiko, baik dari sisi fiskal maupun moneter.
Presiden Jokowi saat melakukan Opening Remarks di Annual Meetings IMF-WB 2018 di Bali, Jumat (12/10/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat melakukan Opening Remarks di Annual Meetings IMF-WB 2018 di Bali, Jumat (12/10/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Sama juga negara-negara ini disiapkan agar tidak bocor. Disiapkan buffer dari sisi fiskal, kedua dilakukan reform, ketiga perlu kerja sama," ujar Juda di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10).
ADVERTISEMENT
Kerja sama antarnegara yang dimaksud Juda adalah terkait perdagangan. Hal ini harus dilakukan untuk mengurangi tensi perang dagang.
"Kompetisi yang tidak sehat harus kerja sama. Kerja sama perdagangan untuk menghindari trade war," katanya.
Sebelumnya, dalam pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20 dalam rangkaian acara IMF-World Bank disepakati negara anggota akan menurunkan tensi perang dagang.
Para pimpinan keuangan tersebut menganggap, perang dagang akan berdampak negatif, yakni meningkatnya volatilitas di pasar keuangan.
"Kami sepakat perdagangan internasional adalah mesin utama pertumbuhan dan kami perlu meredakan tensi dagang yang bisa berdampak negatif pada sentimen pasar dan meningkatkan volatilitas keuangan," ujar Menteri Keuangan Argentina Nicolas Dujovne.