Apakah Ibu Kota Baru Butuh Mal?

1 Oktober 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain ibu kota baru Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Desain ibu kota baru Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membuka sayembara desain ibu kota baru di Kalimantan Timur. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan desain ibu kota baru harus menggambarkan kota masa depan dengan konsep smart city.
ADVERTISEMENT
Dengan konsep tersebut, apakah akan ada mal dibangun di ibu kota baru?
“Ini ibu kota untuk bapak ibu sekalian, bukan untuk kami. Misalnya masih apakah masih perlu (semisal) Plaza Senayan di sana? apa masih perlu mal-mal itu? Yang tahu mestinya Anda-Anda itu (anak muda), kebutuhan ke depan untuk milenial itu apa sih,” kata dia di di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (1/10)
Basuki bilang kondisi sekarang banyak mal di Indonesia yang tutup karena perubahan gaya hidup. Mal kini digantikan dengan marketplace yang mudah diakses lewat ponsel.
Desain ibu kota baru Indonesia. Foto: Dok. Kementerian PUPR
"Sekarang mal sudah pada tutup misalnya, karena dengan adanya teknologi itu sudah enggak perlu (ada mal). Nah ini kotanya harus didesain seperti itu, itu bapak-bapak juri sudah merumuskan di dalam TOR," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Tetapi segala mungkin masih bisa saja terjadi. Pembangunan mal di ibu kota baru berkonsep smart city bisa jadi ada, tergantung apakah dibutuhkan atau tidak.
"Belum tentu (tidak butuh mal). Pertanyaan-pertanyaan itu kan yang harus dijawab oleh desainer. Buat saya, saya masih senang baca koran tapi buat Anda, pernah baca koran? Saya kalau baca di sini (hp) enggak puas (jadi) saya pasti bawa koran di mobil. Nah kayak gitu-gitu, untuk value-nya beda," ucap Basuki.