Arab Saudi Tunda Go Public Aramco, Pilih Ngutang Rp 175 Triliun

24 Agustus 2018 10:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saudi Aramco (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Saudi Aramco (Foto: AFP)
ADVERTISEMENT
Arab Saudi dikabarkan sedang mencari pinjaman bank internasional sebanyak USD 12 miliar atau setara Rp 175 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.600), terkait batalnya rencana penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) perusahaan energi, Saudi Aramco (Saudi Arabian Oil Co).
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (23/8), Financial Times melaporkan pinjaman tersebut dijadikan dana investasi publik pertama Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman untuk menggenjot reformasi ekonomi hingga meminimalisir ketergantungan pendapatan Arab Saudi dari sektor minyak dan gas.
Di laporan sebelumnya, Reuters hanya menyebut jika bakal ada rencana penundaan listing perusahaan minyak raksasa itu. Hinga kemudian tersiar kabar jika setidaknya ada 16 bank yang dikatakan terlibat membiayai pinjaman.
Perusahaan minyak Saudi Aramco. (Foto: REUTERS/ Ali Jarekji)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan minyak Saudi Aramco. (Foto: REUTERS/ Ali Jarekji)
"Keputusan untuk membatalkan IPO sudah diambil beberapa waktu lalu. Namun, tak ada satu pun pihak yang mau mengungkapkannya. Sehingga, pernyataan akan diumumkan bertahap, mulanya menunda baru kemudian dibatalkan," terang salah satu sumber Arab Saudi yang mengetahui detail masalah ini.
Kendati demikian, pemerintah Arab Saudi justru menepis kabar pembatalan itu. Mereka menegaskan jika masih berkomitmen untuk melaksanakan IPO Saudi Aramco.
ADVERTISEMENT
"Waktu pelaksanaan tergantung dari beberapa faktor, termasuk di antaranya kondisi market dan rencana akuisisi yang tengah dibidik perusahaan dalam beberapa bulan ke depan, sesuai dengan arahan jajaran direksi," pungkas Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih dalam pernyataan resminya dilansir Herald Courier.
Meski tak secara gamblang merinci, akuisisi yang disebut Al Fatih dimungkinkan adalah pembelian saham Aramco untuk sebuah saham di perusahaan petrokimia SABIC.