Asian Agri Tak Khawatir dengan Kampanye Hitam Kelapa Sawit di Eropa

10 April 2018 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memuat kelapa sawit ke dalam truk (Foto: AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memuat kelapa sawit ke dalam truk (Foto: AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
ADVERTISEMENT
Industri kelapa sawit nasional diserang dengan berbagai tuntutan dari Uni Eropa. Salah satu kampanye yang dilakukan benua biru tersebut adalah dengan mengatakan kelapa sawit nasional tidak baik bagi kesehatan. Mereka akan menyetop penggunaan minyak kelapa sawit di daratan Eropa pada 2021 mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Corporate Affairs Asian Agri Fadhil Hasan mengatakan, pihaknya tidak khawatir dengan keputusan Uni Eropa tersebut. Menurutnya, Uni Eropa tidak akan bisa lepas dari penggunaan minyak kelapa sawit dalam kehidupan sehari-hari mereka.
"Eropa ini mau enggak mau tetap akan bergantung pada sawit. Karena di Eropa, minyak sawit sebagian besar digunakan untuk bahan pokok industri, sekitar 40% dipakai untuk biodiesel," ujarnya di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa (10/04).
Saat ini, Uni Eropa tengah gencar menggantikan ketergantungan minyak kelapa sawit dengan minyak rapeseed atau minyak biji bunga matahari. Menurut Fadhil, migrasi itu akan membuat biaya produksi industri makanan atau biodiesel menjadi lebih mahal sebab untuk memperoleh minyak bunga matahari dibutuhkan lahan yang luas dibandingkan sawit.
ADVERTISEMENT
Asian Agri Beri Premi ke Petani Plasma Sawit  (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Asian Agri Beri Premi ke Petani Plasma Sawit (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Setiap satu hektare lahan sawit bisa menghasilkan 4 ton per tahunnya. Sedangkan minyak kedelai hanya 0,5 ton per hektare per tahun, apalagi rapeseed yang hanya mampu produksi 0,8 per hektare per tahunnya.
Jadi mengenai imbas dari keputusan parlemen Eropa terhadap ekspor minyak kelapa sawit, Fadhil menuturkan, belum terjadi imbas yang signifikan. Karena keputusan yang dibuat oleh parlemen baru akan menjadi sebuah kebijakan di Uni Eropa selepas disetujui pihak komisi dan dewan Uni Eropa. Fadhil justru khawatir jika negara lain mengikuti langkah Uni Eropa.
“Kita enggak against kebijakan Uni Eropa untuk menghentikan, itu terserah dia. Tapi yang kita against itu adalah perbedaan waktu. Tapi kita khawatir negara lain mengikuti langkah mereka,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, selain di pasar Eropa, Asian Agri juga tercatat mengeskpor minyak sawit ke negara lain, seperti China dan India.