Asita: Harga Tiket Pesawat Mahal Ancam Pariwisata Nasional

11 Januari 2019 16:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Penerbangan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Penerbangan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) menilai harga tiket pesawat mahal, khususnya untuk penerbangan domestik, di luar periode peak season akan mengancam pertumbuhan pariwisata nasional.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum ASITA, Asnawi Bahar, mengungkapkan kenaikan harga tiket pesawat full service domestik seperti Garuda Indonesia saat ini mencapai 100 persen, sementara harga tiket pesawat low cost carrier seperti Lion Air mencapai 50 persen.
"Ke depan (kenaikan harga tiket pesawat) mengancam pariwisata nasional. Apabila airline harga tiketnya seperti ini, pariwisata domestik akan hancur," kata Asnawi kepada kumparan, Jumat (11/1).
Menurut dia, industri pariwisata terdiri dari 3A, yakni Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi. Jika harga tiket pesawat naik yang merupakan komponen aksesibilitas, maka akan berdampak negatif kepada aspek amenitas dan atraksi.
Jika harga tiket naik, masyarakat akan memperpendek tinggal di daerah wisata karena biaya travelling-nya telah banyak tersedot untuk membeli tiket. Adapun lama tinggal atau hotel yang ditempati merupakan bagian dari amenitas.
ADVERTISEMENT
"Tentu juga akhirnya orang akan tidak belanja atau sedikit belanja, berikutnya juga paket wisata. Kalau tiket sudah mahal, paket wisata mau kami jual berapa?" tegas Asnawi.
Dia mengungkapkan di kondisi sekarang ini, harga tiket ke luar negeri lebih murah ketimbang tiket ke banyak kota di dalam negeri. Ketika hal itu terus terjadi, Asnawi berpendapat bahwa wisatawan domestik akan memilih travelling ke luar negeri.
"Kalau tiket keluar negeri murah, orang akan berbondong-bondong keluar negeri, khususnya negara Asean di mana living cost nya sama. Nah devisa kita terancam," katanya.
Oleh karena itu, Burhanuddin berharap Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata untuk memikirkan permasalahan ini. Sebab ketika harga tiket pesawat tetap mahal, hal tersebut berdampak ke banyak sektor, tak hanya ke konsumen saja.
ADVERTISEMENT